Tips Cegah Rem Ngempos: Skutik Tanpa Rem Itu Petaka - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Saturday, January 12, 2019

Tips Cegah Rem Ngempos: Skutik Tanpa Rem Itu Petaka


Libur Lebaran sebentar lagi tiba, Bray. Berencana turing kemana? Selain persiapan hati yang fitri dan tangguh, jangan lupa persiapan kendaraan yang handal pula lho. Terutama pastikan sistem rem skutik  dalam kondisi vit. Tanjakan dan turunan menjadi dua hal yang tak bisa dipisahkan pun tak dapat dihindari saat turing jarak jauh.

Caliper atau kepala babi harus rajin dibersihkan.
Keberadaan rem bagi motor skutik itu teramat vital. Pasalnya, motor ini tak dilengkapi engine break layaknya motor bertransmisi manual. Sehingga motor skutik mengandalkan rem untuk mengurangi kecepatan. Ketergantungan motor matic kepada rem semakin jelas ketika Bray and Sist berpetualang di daerah dengan jalur berkelok dan menanjak. Tanpa rem, skutik tak bisa dikendalikan.

Sekadar berbagai pengalaman. Suatu saat penulis bermaksud berlibur ke kawasan Pegunungan Muria, Jawa Tengah bersama seorang kawan. Mengendarai skutik yang sudah dimodif  menggunakan rem cakram di bagian roda belakang.  Dalam perjalanan pulang, penulis melewati   jalur berkelok, menurun dan  curam. Beberapa saat kemudian tepatnya di daerah Rahtawu,  kawan penulis yang saat itu memegang kendali sepeda motor mendadak berseru rem belakang bermasalah alias tidak berfungsi.

Lalu, kami  sepakat berhenti. Memeriksa rem belakang kendaraan tersebut. Bau sangit menyengat. Bukti  organ motor itu usai terpanggang. Menurut pengakuan pemilik motor, kampas dan minyak rem masih baik. Setelah rem kembali adem, kami melanjutkan perjalanan. Namun, medan berkelok dan menurun membuat rem kembali bekerja keras. Akibatnya,  selip alias blong harus terulang.

Skutik terpaksa harus menepi lagi. Kali ini sebotol air mineral diguyurkan ke bagian caliper. Cesssss.... mendidih lantas menguap. Kami berdua saling menatap dibubuhi senyum kecut. Perjalanan menjadi tak nyaman, penuh rasa was-was. Agar beban rem berkurang, proses pengerman dilakukan dengan cara dikocok-kocok. Ketika jalur curam yang lain kembali menghadang, salah satu dari kami harus rela berjalan kaki agar beban yang dipikul si Skutik berkurang. Walaupun demikian, risiko masih tetap saja ada.  Sebab si pengendara menjadi lebih tergantung kepada rem depan.

Kondisi seperti itu sudah pasti menodai kenikmatan berlibur Bray and Sist. Nah, apa saja yang wajib diperhatikan agar rem bisa bekerja maksimal?
Setelah sampai di bengkel dekat rumah penulis, di kawasan Jepara, Jawa Tengah, mekanik menyarankan agar kami memilih kategori minyak rem yang tepat. “Lain waktu, kalau mau digunakan untuk menempuh medan tanjakan sebaiknya menggunakan minyak DOT berangka tinggi. Paling tidak DOT 4,” kata Barli, pemilik Bengkel Barli yang berlokasi di Pulodarat, Jepara, Jawa Tengah.

Lantas kenapa harus menggunakan minyak DOT tinggi? Semakin besar angka DOT maka semakin tinggi titik didihnya. Umumnya, pabrik menyarankan menggunakan minyak DOT 3. Saran itu sebenarnya ditujukan bagi pengguna sepeda motor di perkotaan dengan kondisi jalan landai. Minyak rem DOT 3 punya titik didih 205C. Sedangkan minyak rem DOT 4 bertitik didih 230C.

Akan tetapi harus diketahui pula, bahwa minyak rem DOT 3 dan DOT 4 juga punya klemahan. Yaitu mudah terkontaminasi uap air. Sehingga kinerjanya berkurang. Hal ini bisa diatasi dengan cara melakukan penggantian minyak rem secara berkala. Paling tidak setiap setengah tahun sekali.

Pengamanan lain yang disarankan agar rem belakang tidak blong yaitu dengan jalan memperpanjang pipa minyak rem. Langkah ini bisa mengurangi panas yang disalurkan oleh minyak menuju Master rem. Panas yang berlebihan bisa memicu klep pompa di master rem menjadi longgar. Sehingga tidak mampu memompa minyak.

Saran lain dikemukakan oleh Topik dari ARM Motor. Pria tersebut menyarankan agar kampas rem secara periodik diperiksa. Kapas tipis membuat piston jadi lebih menonjol. Akibatnya, minyak rem menjadi turun. Kondisi ini bisa membuat gelembung udara ikut asuk ke dalam saluran sistem rem. Akibatnya, rem menjadi masuk angin serta berisiko blong. Makanya segera ganti kampas rem jika sudah tipis. Jangan lupa melakukan bleeding minyak rem. Agar gelembung udara yang terperangkap di dalam bisa di keluarkan.

Jika semua sudah dipersiapkan, selamat berlibur. Semoga selamat sampai di kampung halaman.



No comments:

Post a Comment