Ini cara kreatif usaha agribisnis. Kolam untuk pembibitan nila gift, di atasnya dipasang rak budidaya jamur. Cara ini akan menghasilkan dua pemasukan.
Tiap hari panen jamur, 2 minggu sekali
jualan bibit nila.
![]() |
Kebun jamur di atas kolam ikan nila. |
Itulah yang dilakukan H. M. Amin, peternak ikan di Cipayung, Jakarta
Timur. “Kalau lahan kolamnya sekitar 7m
x 8 m, setiap hari akan menghasilkan Rp 35.000 dari
panen jamur dan 2 minggu sekali panen anak nila senilai Rp 50.000,”
tuturnya. Ilustrasi itu hanya
salah satu besaran panen dari setiap
petak kolamnya.
Padahal sekarang ia mengelola 19 kolam pembenihan nila. Lalu mengapa yang
dipilih nila? “ Karena ikan ini mudah
berkembang biak dan irit pakan. Ikan
kecil makan lumut gratisan, sedang nila besar cukup dikasih daun singkong. Tidak tergantung pelet.” papar Amin.
Memilih pembibitan
Semula Amin menggeluti usaha pembesaran nila siap konsumsi sejak 2005.
Bibit ikan dibeli dari
Tulungagung, Jawa Timur. Alasannya, harga bibit ikan dari tempat itu lebih murah
daripada di tempat lain. Dengan demikian
ia merasa lebih leluasa menguasai pasar.
Sebab mampu menjual ikan dengan harga bersaing.
Selisih harganya bisa sampai Rp 4.000 – 5.000 / kg. Namun, karena banyak kendala semisal perlu pekerja banyak, biaya transpor terus naik, harga pakan amat fluktuatif, serta
banyak piutang macet, bisnis ikan
konsumsi itu tidak dapat berlanjut.
Kasus ini tidak ditemui dalam usaha pembibitan ikan. “Pembayaran
selalu dilakukan di muka. Kalau
belum dibayar, ikan tidak dikasih, “ ungkap pria asal Aceh itu. Keuntungan lainnya,
ikan tidak mengalami penyusutan bobot
setelah menjalani pengiriman. Atas dasar alasan itu, tahun 2009 Amin memilih
bisnis pembibitan ikan nila gift, yakni nila yang di”jantan”kan.
Ikan nila yang akan digunakan sebagai indukan dipilih yang berukuran sebesar telapak tangan orang dewasa. Yang terlalu
besar tidak baik digunakan sebagai induk.
Sebab, ikan seperti itu umumnya sudah beranak berulangkali. Induk nila produktif sampai 5 kali beranak. Setelah itu diafkir.
Menurut Amin, pasar konsumen nila gift cukup besar. Selain
untuk konsumsi langsung, juga kebutuhan filetnya.
Permintaan nila gift banyak berdatangan dari Bangka, Sulawesi dan Kalimantan. Setiap bulan ia bisa menjual sekitar 100.000
– 200.000 ekor benih nila gift. Bila
harga benih nila Rp 50 / ekor, omzet
rata-rata yang diperolehnya sekitar Rp 5
juta – 10 juta / 3- minggu - sebulan. Omzet sebesar itu diperoleh dari kolam
sebanyak 19 petak.
Bibit nila dikirim ketika panjang badannya berukuran 1 – 1,5
cm. Ukuran nila yang lebih besar rawan
mati bila dikirim jarak jauh. Ikan tersebut
akan saling memangsa ekor. Bibit nila
mampu bertahan selama 6 –7 jam dalam kemasan. Harga anakan dijual Rp 50 – 80 /
ekor. Sedangkan nila gift siap konsumsi
dijual seharga Rp 10.000/ kg.
Nilai plus
dari jamur
Amin tak menyia-nyiakan kondisi lembap di atas
kolam. Ketua Kelompok Petani Ikan Super
Murah ini memanfaatkannya dengan membuat
rak bersusun sebagai tempat budidaya jamur Tiram .
“Kita tak perlu melakukan foging
dengan sprayer, suhu di atas kolam berkisar antara 22 – 23C. Ideal untuk pertumbuhan jamur.” tuturnya.
Jamur tersebut bisa dipanen setiap hari.
Dalam setiap petak berukuran 7 x 8 m, Amin memperoleh pendapatan Rp 35.000 / hari. Bag lok atau kantung jamur bisa menghasilkan
jamur selama 5 bulan. Usai itu harus
diganti dengan baglog yang baru.
Selain dipanen sebagai jamur konsumsi, Amin juga
menjajakan jamur dalam bentuk baglog yang telah diisi bibit jamur siap tanam. “Banyak petani jamur mengambil bag log dari saya. Harganya tak
mahal, Rp 6.000 / bag log,”
tuturnya. Bag log tersebut siap
menghasilkan jamur sekitar 2 – 3 minggu.
Pria kreatif ini juga siap membagikan keahliannya kepada setiap petani
yang tertarik membudidayakan jamur. Tarifnya
cukup murah. Hanya Rp 150.000 sampai
peserta menguasai materi.
Karena tarif yang murah seperti itu, Amin pernah menuai
protes dari mantan “gurunya” di Bogor.
“Kalau terlalu murah nanti banyak orang yang niru, padahal bagi saya
kalau banyak yang meniru justru semakin besar peluangnya. Sudah ada yang
mengatur rejeki. Tiap orang mendapat rejeki dari bidang-bidang yang berbeda,
sekalipun terlihat sama,” tutur pria yang akrab dipanggi Pak Haji itu.
No comments:
Post a Comment