Panen Nila Berbonus Jamur - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Saturday, January 12, 2019

Panen Nila Berbonus Jamur


Ini cara kreatif usaha agribisnis.  Kolam  untuk pembibitan  nila gift, di atasnya  dipasang rak budidaya jamur.  Cara ini akan menghasilkan dua pemasukan. Tiap hari panen jamur, 2 minggu sekali  jualan bibit nila.

Kebun jamur di atas kolam ikan nila.
Itulah yang dilakukan  H. M. Amin, peternak ikan di Cipayung, Jakarta Timur.  “Kalau lahan kolamnya sekitar 7m x 8 m,  setiap hari  akan menghasilkan  Rp 35.000  dari  panen jamur dan 2 minggu sekali panen anak nila senilai Rp 50.000,” tuturnya.  Ilustrasi itu hanya salah satu  besaran panen dari setiap petak  kolamnya. 

Padahal sekarang ia mengelola  19 kolam pembenihan nila. Lalu mengapa yang dipilih nila?  “ Karena ikan ini mudah berkembang biak dan irit pakan.  Ikan kecil makan lumut gratisan, sedang nila besar cukup dikasih daun singkong.  Tidak tergantung pelet.” papar Amin.

Memilih pembibitan
Semula Amin menggeluti  usaha pembesaran nila siap konsumsi  sejak 2005.   Bibit ikan  dibeli dari Tulungagung, Jawa Timur. Alasannya,  harga bibit ikan dari tempat itu lebih murah daripada  di tempat lain. Dengan demikian ia merasa lebih leluasa menguasai pasar.  Sebab mampu menjual ikan dengan harga bersaing. 

Selisih harganya bisa sampai Rp 4.000 – 5.000 / kg. Namun,  karena banyak kendala  semisal perlu pekerja banyak, biaya transpor  terus naik, harga pakan amat fluktuatif,   serta  banyak piutang macet,  bisnis ikan konsumsi itu tidak dapat berlanjut.  

Kasus ini tidak ditemui dalam usaha pembibitan ikan.  “Pembayaran  selalu dilakukan di muka.  Kalau belum dibayar, ikan tidak dikasih, “ ungkap pria asal Aceh itu. Keuntungan lainnya,  ikan tidak mengalami penyusutan bobot setelah menjalani pengiriman. Atas dasar alasan itu, tahun 2009 Amin memilih bisnis pembibitan ikan nila gift, yakni nila yang di”jantan”kan. 

Ikan nila yang akan digunakan sebagai indukan  dipilih yang berukuran  sebesar telapak tangan orang dewasa. Yang terlalu besar tidak baik digunakan sebagai induk.  Sebab, ikan seperti itu umumnya sudah beranak berulangkali.  Induk nila produktif sampai  5 kali beranak.  Setelah itu diafkir.

Menurut Amin, pasar konsumen nila gift cukup  besar.  Selain untuk konsumsi langsung,  juga kebutuhan  filetnya.  Permintaan nila gift banyak berdatangan dari  Bangka, Sulawesi dan Kalimantan.  Setiap bulan ia bisa menjual sekitar 100.000 – 200.000 ekor benih nila gift.  Bila harga benih nila Rp 50 / ekor,  omzet rata-rata yang diperolehnya  sekitar Rp 5 juta – 10 juta / 3- minggu - sebulan. Omzet sebesar itu diperoleh dari kolam sebanyak 19 petak.   

Bibit nila dikirim ketika panjang badannya berukuran 1 – 1,5 cm.  Ukuran nila yang lebih besar rawan mati bila dikirim jarak jauh.  Ikan tersebut akan saling memangsa ekor.  Bibit nila mampu bertahan selama 6 –7 jam dalam kemasan. Harga anakan dijual Rp 50 – 80 / ekor.  Sedangkan nila gift siap konsumsi dijual seharga Rp 10.000/ kg.

Nilai plus dari jamur

Amin tak menyia-nyiakan kondisi lembap di atas kolam.  Ketua Kelompok Petani Ikan Super Murah ini memanfaatkannya  dengan membuat rak bersusun sebagai tempat budidaya  jamur Tiram .  “Kita tak perlu melakukan foging dengan sprayer, suhu di atas kolam berkisar antara 22 – 23C.  Ideal untuk pertumbuhan jamur.”  tuturnya.  Jamur tersebut bisa dipanen setiap hari.  Dalam setiap petak berukuran 7 x 8 m, Amin  memperoleh pendapatan  Rp 35.000 / hari.  Bag lok atau kantung jamur bisa menghasilkan jamur selama 5 bulan.  Usai itu harus diganti dengan baglog yang baru. 

Selain dipanen sebagai jamur konsumsi, Amin juga menjajakan jamur  dalam bentuk baglog  yang telah diisi bibit jamur siap tanam.  “Banyak petani jamur  mengambil bag log dari saya. Harganya tak mahal,  Rp 6.000 / bag log,” tuturnya.  Bag log tersebut siap menghasilkan jamur sekitar 2 – 3 minggu.  Pria kreatif ini juga siap membagikan keahliannya kepada setiap petani yang tertarik membudidayakan jamur.  Tarifnya cukup murah.  Hanya Rp 150.000 sampai peserta menguasai materi. 


Karena tarif yang murah seperti itu, Amin pernah menuai protes dari mantan “gurunya” di Bogor.  “Kalau terlalu murah nanti banyak orang yang niru, padahal bagi saya kalau banyak yang meniru justru semakin besar peluangnya. Sudah ada yang mengatur rejeki. Tiap orang mendapat rejeki dari bidang-bidang yang berbeda, sekalipun terlihat sama,” tutur pria yang akrab dipanggi Pak Haji itu.

No comments:

Post a Comment