Bagel-Bagel: Menu Pagi di New York Dilestarikan di Jakarta - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Tuesday, January 15, 2019

Bagel-Bagel: Menu Pagi di New York Dilestarikan di Jakarta


Bagel makanan khas Eropa Timur berbentuk seperti donat ini semakin melejit. Terutama di Jakarta, setelah kehadiran sebuah gerai mini bernama Bagel-Bagel. Sejak pukul 06.00 pagi, antrean pengunjung selalu memenuhi gerai ini.  

Salah satu vareian menu bagel-bagel.
Bagel-Bagel merupakan gerai khusus bagel yang didirikan oleh empat sahabat, yakni Brenda Rumah Lewang, Fathia Syarif, Sarinila, dan Lina Sinaga. “Tiga diantara kami pernah tinggal di New York, dan bagel adalah menu wajib kami saat breakfast yang tidak bisa kami tinggalkan. Ketika kembali ke Indonesia pun, kami tidak bisa melupakan bagel. Tapi ternyata mencari bagel yang rasanya mirip dengan bagel di New York kok susah sekali? Dari sinilah kami terinspirasi untuk membuka bisnis bagel,” kata  Brenda.

Bagel-Bagel pertama kali dibuka di Jl. Benda Raya, Kemang, Jakarta Selatan tanggal 8 Juni 2011. Bermodalkan Rp 300 juta, Brenda dan kawan-kawan mulai  membeli bahan baku, menyewa tempat, dan mengurus perizinan usaha. Sejak pertama kali dibuka, gerai ini selalu kebanjiran pengunjung. Baik suasana ataupun cita rasanya, semuanya kental dengan nuansa khas New York.

Oleh karenanya, Bagel-Bagel sempat pindah ke tempat yang lebih luas meski tetap berada di jalan yang sama. Bahkan, kini Bagel-Bagel sudah membuka dua cabang dengan konsep yang berbeda. Cabang pertama berupa gerai yang berlokasi di SCBD Sudirman, sedangkan cabang kedua menggunakan konsep food truck, atau yang biasa disebut Mobagel.

Mobagel ini selalu berkeliling dan "mangkal" di daerah Kemang dan SCBD Fairgrounds untuk memperkenalkan dan menyajikan bagel sebagai menu sarapan, makan siang atau makan malam kepada konsumen yang belum mengenal Bagel-Bagel. “Kalau hari biasa, satu gerai bisa menjual 200 – 300 bagel per hari, sedangkan akhir pekan, penjualan tiap gerai bisa mencapai 300 – 500 bagel per hari. Omzet itulah yang membuat kita balik modal hanya dalam waktu enam bulan,” ujarnya lagi.

Untuk memenuhi selera masyarakat, bagel yang diproduksi di sini disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Roti bagel yang awalnya keras saat gigitan pertama, dibuat lebih lembut dan renyah. Sekilas, bagel mirip dengan donat, berbentuk bulat dengan lubang ditengahnya. Namun saat dicicipi, teksturnya berbeda jauh. Kulit luarnya terasa renyah dan kering, tapi kenyal di bagian dalamnya. “Dalam pembuatannya, bagel tidak menggunakan telur dan mentega. Jika donat digoreng, bagel direbus di air mendidih dulu selama 1,5 menit, baru dipanggang di oven,” kata Brenda menjelaskan.

Bagel Sandwich

Uniknya, meski di negara asalnya bagel biasa disantap untuk sarapan pagi, tapi di Indonesia justru kebalikannya. Pecinta bagel di Indonesia lebih suka menikmati bagel sebagai makanan selingan di sore hari. Sementara bagel dalam bentuk sandwich justru dijadikan sebagai menu makan siang. Mungkin karena ukuran bagel sandwich lumayan besar dan mengenyangkan.

“Pengunjung yang datang ke Bagel-Bagel pun kebanyakan warga lokal yang pernah tinggal di luar negeri. Saya ingin dengan menyantap bagel, kerinduan mereka akan suasana di New York dapat terobati,” lanjut wanita yang kini masih aktif bekerja di sebuah media cetak.

Saat memasuki Bagel-Bagel, pengunjung akan disambut dengan kaca etalase yang mendisplay aneka bagel. Bentuk bagel yang gendut-gendut dan berwarna cokelat, terlihat begitu menggemaskan. Menggugah  rasa penasaran untuk segera mencicipinya. Sebab, ada 10 varian rasa yang ditawarkan Bagel-Bagel, diantaranya rasa plan (tawar), cheeseonion, poppy-seed, sesame seed, cranberry, cinnamon raisin, chocolate chip,  whole wheat, dan everything (yang memadukan beberapa rasa dalam satu potong bagel). Bagi yang ingin menambahkan olesan lain, terdapat tambahan  topping seperti cream cheese, butter, chocolate spread, atau blueberry jam.

Selain bagel orisinal, Bagel-Bagel juga menawarkan bagel dalam bentuk sandwich. Salah satu bagel sandwich yang menjadi favorit pengunjung adalah Lox, yaitu bagel yang diisi dengan smoked salmon, cream cheese, irisan red onion, dan capers. Ada juga Thai Spicy Chicken. Citarasa Ayam Bakar Thai-nya begitu lezat, lembut, empuk, dan gurih, dengan perpaduan rasa asam-manis khas Thai yang menggiurkan. Dilengkapi daun selada, tomat, dan saus Thai-nya yang akan membuat bibir berlepotan, membuat sensasi makan sandwich bagel semakin menantang.

Jika ingin memesan paket lunch, pengunjung bisa request tambahan menu seperti Lay’s Potato Chips, Scrambled Eggs, atau Cream Cheese/Cheddar Cheese Slic. Sambil menikmati bagel, tak ada salahnya memesan Thai Iced Tea dan Thai Ice Coffee. Harganya Rp 19.500 per botol. Minuman homemade ini menjadi minuman favorit di Bagel-Bagel.

Selesai makan, pengunjung bisa membeli bagel untuk dibawa pulang. Per biji dibandrol Rp 10.000 – Rp 12.500, sedangkan untuk setengah lusin cukup Rp 55.000 saja. Untuk pelengkap, bisa juga membeli cream cheese yang juga disediakan di setiap gerai Bagel-Bagel.  harganya Rp 18.000 – Rp 20.000 per tabung kecil, dan bisa digunakan untuk enam potong bagel. “Kami juga menyediakan bagel mini untuk anak-anak. Ada juga fasilitas delivery ke seluruh Jakarta,” imbuh Brenda.

No comments:

Post a Comment