Bagel makanan
khas Eropa Timur berbentuk seperti donat ini
semakin melejit. Terutama di Jakarta, setelah
kehadiran sebuah gerai mini bernama Bagel-Bagel. Sejak
pukul 06.00 pagi, antrean pengunjung
selalu memenuhi gerai ini.
Salah satu vareian menu bagel-bagel. |
Bagel-Bagel merupakan gerai
khusus bagel yang didirikan oleh empat sahabat, yakni Brenda Rumah
Lewang, Fathia Syarif, Sarinila, dan Lina Sinaga. “Tiga diantara kami pernah tinggal di New York, dan bagel adalah menu
wajib kami saat breakfast yang tidak
bisa kami tinggalkan. Ketika kembali ke Indonesia pun, kami tidak bisa
melupakan bagel. Tapi ternyata mencari bagel yang rasanya mirip dengan bagel di
New York kok susah sekali? Dari sinilah kami terinspirasi untuk membuka bisnis
bagel,” kata Brenda.
Bagel-Bagel pertama kali
dibuka di Jl. Benda Raya, Kemang, Jakarta Selatan tanggal 8 Juni 2011. Bermodalkan
Rp 300 juta, Brenda dan kawan-kawan mulai
membeli bahan baku, menyewa tempat, dan mengurus perizinan
usaha. Sejak pertama kali dibuka, gerai ini selalu kebanjiran
pengunjung. Baik suasana ataupun cita rasanya, semuanya kental dengan nuansa khas
New York.
Oleh karenanya, Bagel-Bagel
sempat pindah ke tempat yang lebih luas meski tetap berada di jalan yang sama. Bahkan,
kini Bagel-Bagel sudah membuka dua cabang dengan konsep yang berbeda. Cabang
pertama berupa gerai yang berlokasi di SCBD Sudirman, sedangkan cabang kedua
menggunakan konsep food truck, atau yang biasa disebut Mobagel.
Mobagel
ini selalu
berkeliling dan "mangkal" di daerah Kemang dan SCBD Fairgrounds untuk
memperkenalkan dan menyajikan bagel sebagai menu sarapan, makan siang atau
makan malam kepada konsumen yang belum mengenal Bagel-Bagel. “Kalau hari
biasa, satu gerai bisa menjual 200 – 300 bagel per hari, sedangkan akhir pekan,
penjualan tiap gerai bisa mencapai 300 – 500 bagel per hari. Omzet
itulah yang membuat kita balik modal hanya dalam waktu enam bulan,” ujarnya
lagi.
Untuk memenuhi selera
masyarakat, bagel yang diproduksi di sini disesuaikan dengan lidah orang
Indonesia. Roti bagel yang awalnya keras saat gigitan pertama, dibuat lebih lembut
dan renyah. Sekilas, bagel
mirip dengan donat, berbentuk bulat dengan lubang ditengahnya. Namun saat
dicicipi, teksturnya berbeda jauh. Kulit luarnya terasa renyah dan kering, tapi
kenyal di bagian dalamnya. “Dalam pembuatannya, bagel tidak menggunakan telur
dan mentega. Jika donat digoreng, bagel direbus di air mendidih dulu selama 1,5
menit, baru dipanggang di oven,” kata
Brenda menjelaskan.
Bagel
Sandwich
Uniknya,
meski di negara asalnya bagel biasa disantap untuk sarapan pagi, tapi di
Indonesia justru kebalikannya. Pecinta bagel di Indonesia lebih suka menikmati
bagel sebagai makanan selingan di sore hari. Sementara bagel dalam bentuk sandwich justru
dijadikan sebagai menu makan siang. Mungkin karena ukuran bagel sandwich lumayan
besar dan mengenyangkan.
“Pengunjung
yang datang ke Bagel-Bagel pun kebanyakan warga lokal yang pernah tinggal di
luar negeri. Saya ingin dengan menyantap bagel, kerinduan mereka akan suasana
di New York dapat terobati,” lanjut wanita yang kini masih aktif bekerja di
sebuah media cetak.
Saat
memasuki Bagel-Bagel, pengunjung akan disambut dengan kaca etalase yang mendisplay
aneka bagel. Bentuk bagel yang gendut-gendut dan berwarna cokelat, terlihat
begitu menggemaskan. Menggugah rasa
penasaran untuk segera mencicipinya. Sebab,
ada 10 varian rasa yang ditawarkan Bagel-Bagel, diantaranya rasa plan
(tawar), cheese, onion, poppy-seed, sesame seed, cranberry,
cinnamon raisin, chocolate chip, whole wheat, dan everything (yang
memadukan beberapa rasa dalam satu potong bagel). Bagi yang ingin menambahkan
olesan lain, terdapat tambahan topping seperti cream
cheese, butter, chocolate spread, atau blueberry jam.
Selain bagel orisinal, Bagel-Bagel juga
menawarkan bagel dalam bentuk sandwich. Salah satu bagel sandwich yang menjadi
favorit pengunjung adalah Lox, yaitu bagel yang diisi dengan smoked
salmon, cream cheese,
irisan red onion, dan capers. Ada juga Thai Spicy Chicken. Citarasa Ayam Bakar Thai-nya begitu lezat,
lembut, empuk, dan gurih, dengan perpaduan rasa asam-manis khas Thai yang menggiurkan. Dilengkapi daun
selada, tomat, dan saus Thai-nya yang akan membuat bibir berlepotan, membuat
sensasi makan sandwich bagel semakin menantang.
Jika ingin memesan paket lunch,
pengunjung bisa request tambahan menu seperti Lay’s
Potato Chips,
Scrambled Eggs, atau Cream Cheese/Cheddar Cheese Slic. Sambil menikmati bagel, tak ada salahnya memesan Thai
Iced Tea dan Thai Ice Coffee. Harganya Rp 19.500
per botol. Minuman homemade ini menjadi minuman favorit di Bagel-Bagel.
Selesai makan, pengunjung bisa
membeli bagel untuk dibawa pulang. Per biji dibandrol Rp 10.000 – Rp 12.500, sedangkan
untuk setengah lusin cukup Rp 55.000 saja. Untuk pelengkap, bisa juga membeli cream
cheese yang juga disediakan di setiap gerai Bagel-Bagel. harganya Rp 18.000 – Rp 20.000 per tabung
kecil, dan bisa digunakan untuk enam potong bagel. “Kami juga
menyediakan bagel mini untuk anak-anak. Ada juga fasilitas delivery ke
seluruh Jakarta,” imbuh Brenda.
No comments:
Post a Comment