Diabetes bisa menimbulkan
komplikasi pada organ tubuh. Inilah yang menyebabkan diabetes ditakuti oleh
penderitanya.
Ceplukan salah satu tanaman penakluk diabetes. |
Sudah
banyak terjadi, pada saat terserang diabetes alias kencing manis, beberapa
tahun kemudian timbul penyakit lainnya. Seperti gangguan jantung, gagal ginjal,
dan bahkan kerusakan saraf. Agar hal ini tak terjadi, tentu perlu menjaga
tingkat gula darah dalam tubuh.
Beberapa
tanaman herbal dipercaya mampu mengatasi diabetes. Salah satunya akar manis (licorice). Seperti yang diungkapkan oleh
para peneliti di Max Planck Institute, Jerman, belum lama ini. Mereka menemukan
zat amorfrutin dalam akar manis yang mampu menekan kadar gula. Tak hanya itu,
zat ini pun dipercaya mampu berperan sebagai antiinflamasi.
Tekan Glukosa
Untuk
membuktikan khasiat tersebut, mereka melakukan percobaan terhadap mencit. Dan ternyata hasilnya cukup mengejutkan. Karena zat amorfrutin tak
hanya berperan sebagai antidiates, tapi juga mujarab untuk mencegah terjadinya
perlemakan hati (penyakit yang disebabkan asupan makanan berlemak tinggi).
Mekanisme
kerja zat tersebut langsung mengaktifkan pelbagai gen yang mampu menekan
konsentrasi plasma asam lemak dan glukosa. Tentu saja pengurangan kadar glukosa
ini akan mencegah terjadinya resistensi insulin sebagai penyebab utama
terjadinya diabetes.
Sementara
itu, para peneliti dalam negeri pun tak mau ketinggalan. Seperti yang dilakukan
oleh Afifah B. Sutjiatmo, Elin Yulinah Sukandar, Yulia Ratnawati, Suswini
Kusmaningati, Asri Wulandari, dan Suci Narvikasari. Tim peneliti ini berasal
dari pelbagai universitas dan lembaga penelitian. Seperti Jurusan Farmasi FMIPA Unjani (Universitas Jenderal Achmad
Yani), Bandung, Pusat Ilmu Hayati ITB, dan Sekolah Farmasi ITB.
Dalam
penelitian tersebut mereka menggunakan hewan percobaan berupa mencit galur
Swiss Webster berbobot35-40 gram yang sengaja dibuat menderita diabetes.
Caranya dengan induksi dengan aloksan secara intravena (melalui ekor) dengan
dosis 65 mg/kgbb. Lalu dipilih beberapa ekor mencit yang secara
positif mengalami diabetes. Selama 7 -21 hari, mencit-mencit ini diberikan
ramuan herbal.
Sebagai
bahan herbalnya sendiri, terpilih ciplukan (Physalis
angulata) yang mereka kumpulkan dari daerah bantaran sungai Citarum, Jawa
Barat. Setelah semua bahan terkumpul,
lalu mereka mereka membuat ekstrak herba
ciplukan. Caranya? Yakni dengan merebus 1 kg simplisia ciplukan (dimasukkan
dalam kantung kain katun) ditambah dengan 6 liter air. Perebusan dilaklukan 2 kali. Masing-masing
selama 30 menit. Ekstrak air yang didapat kemudian diuapkan dalam bejana
bersuhu sekitar 800C. Proses ini dibiarkan hingga diperoleh ekstrak
kental. Selanjutanya ekstrak ini dikeringkan dalam oven bertemperatur sekitar
600C hingga di dapat ekstrak kering dan serbuk.
Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa ekstak air herba ciplukan
dosis 10 mg/kgbb dan fraksi air 4,84 mg/kgbb mempunyai efek antidiabetes yang
sama dengan pembanding glibenklamid (obat diabetes) dosis 0,65 mg/kgbb. Itu
artinya, ciplukan mengandung aneka fitokimia yang mampu memberikan efek
antidiabetes. Tambahan informasi,
berdasarkan hasil penapisan fitokimia ciplukan, menunjukkan bahwa simpilia dan
ekstrak air ciplukan mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol, steroid dan triterpenoid, monoterpenoid, dan
seskuiterpenoid.
Ramuan
Berpadu
Peran
ciplukan sebagai herbal antidibates sebenarnya sudah lama tercium oleh para
herbalis. “Kalau saya sudah meramu ciplukan sebagai salah satu bahan herbal
penumpas diabetes sejak tahun 2000,”papar Dr. Prapti Utami, seorang praktisi
herbal di daerah Palem II, Bintaro, Tangerang.
Herbal lainnya yang digunakan oleh Prapti untuk memberangus diabetes
antaralain sambiloto, mimba, brotowali, daun sendok, dan daun salam. Semua
herbal ini telah bersatupadu dalam kapsul. Sehingga lebih praktis dalam
mengonsumsinya.
Namun
bukan berarti Anda tak bisa meramunya sendiri. Bila tertarik merebusnya, Anda
cukup menyediakan 10 gram ciplukan, 10 gram sambiloto, 10 gram daun mimba, 5
gram brotowali, 5 gram daun sendok, dan 5 gram daun salam. “Lalu rebus dalam 5
gelas air. Biarkan hingga tersisa 3 gelas,”ujar Prapti Dr. Prapti Utami, yang
juga pendiri klinik herba Sekar Utami ini. Setelah itu konsumsi 3 gelas sehari (pagi, siang, dan sore). Namun
Prapti mengingatkan, setiap orang memiliki kebutuhan “dosis” herbal yang berbeda. Hal ini terkai erat dengan kadar gula dalam
darah, umur, dan waktu (lama atau baru) penderita diabetes.
Sebenarnya
masih ada beberapa herbal lain yang dianggap mampu enyahkan diabetes. Salah
satunya adalah Lidah Buaya. Getah kering dan gel dari bagian dalam daun,
secara tradisional diyakini mampu menurunkan kadar glukosa darah puasa.
Lalu
ada juga bawang merah. Hasil ekstraksi umbi bawang mampu menurunkan kadar gula
darah selama tolerasi glukosa oral dan intravena. Kok bisa? Hal ini tak
terlepas dari kemampuan bawang untuk mempengaruhi metabolisme hepatik glukosa.
Selain itu, herbal ini pun mampu meningkatkan produksi dan mencegah perusakan
insulin.
Peran
yang hampir sama diemban oleh bawang putih. Hasil ekstraksi bawang putih mampu
memperbaiki sel pankreas dan merangsangnya untuk memproduksi insulin. Begitu
pula halnya dengan kemangi yang mampu memperlancar proses sekresi (keluarnya)
insulin. Hasil penelitan menunjukkan, daun kemangi memberikan efek positif pada
kadar glukosa setelah makan dan pada saat berpuasa.
No comments:
Post a Comment