Khasiat Minum Teh: Mencegah Kanker, Stabilkan Gula Darah - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Wednesday, January 16, 2019

Khasiat Minum Teh: Mencegah Kanker, Stabilkan Gula Darah

Pada suatu hari tahun 2737 SM, Kaisar Shennong dari China bepergian ke luar kota. Para staf kekaisaran membawa serta peralatan untuk memasak air. Sebab Sang Kaisar biasa minum air yang dipanaskan sampai mendidih, demi kesehatan.

Teh hijau memiliki kandungan aktif yang baik untuk kesehatan.
Di tengah perjalanan, Sang Kaisar minta beristirahat, dan anak buahnya segera merebus air di tempat terbuka. Menjelang mendidih, seorang penggawa membuka tutup gerabah perebus air. Tak sengaja, selembar daun jatuh dan masuk ke dalam wadah. Seketika itu air berubah menjadi kemerahan, dan aromanya harum. Sang Kaisar meminum air itu, dan merasakan tubuhnya menjadi sangat segar. Sejak itulah Kaisar Shennong dicatat dalam legenda China kuno sebagai penemu teh, sebagai "minuman kesehatan".

Yang sesungguhnya terjadi, tentu tidak seperti legenda itu. Daun teh tua, yang jatuh ke air mendidih, tidak akan mengubah warna air menjadi kemerahan, dan beraroma harum, seperti pada seduhan teh modern. Yang mampu menimbulkan warna kemerahan sebenarnya hanya teh hitam (english tea) dan teh wangi (chinese tea, jasmine tea). Sementara teh hijau, teh oolong, dan terlebih teh putih, tidak akan menimbulkan warna kemerahan pada air seduhannya. Tetapi itulah legenda, yang selama ini diceritakan dari generasi ke generasi. Dari legenda itu, kita juga bisa tahu bahwa pada awalnya teh merupakan minuman kesehatan.

Hanya Pucuk

Ada dua varietas teh, yakni Camellia sinensis varietas sinensis dari China dan Camellia sinensis varietas assamica dari India. Teh hijau, teh oolong, dan teh wangi, umumnya terbuat dari pucuk teh varietas sinensis. Sementara pucuk teh varietas assamica hanya bisa dibuat teh hitam. Tanaman teh sebenarnya merupakan pohon yang bisa setinggi 20 m, dengan diameter batang lebih dari 50 cm. Namun dalam perkebunan teh, tanaman selalu dipangkas pendek, hingga mudah dipetik pucuknya. Pucuk teh inilah yang akan diolah menjadi berbagai produk teh. Selain varietas tanaman, yang kemudian melahirkan puluhan kultivar, jenis teh juga ditentukan oleh cara pengolahannya.

Teh hijau (green tea), adalah pucuk teh, terdiri dari kuncup daun yang belum mekar, dengan dua daun muda yang sudah mekar. Setelah dipetik, pucuk ini tidak dilayukan, tetapi langsung digulung, baik secara manual maupun dengan mesin, dan tanpa proses oksidasi, gulungan pucuk teh langsung dikeringkan (disangrai, dioven). Karena klorofil pucuk daun tidak rusak dan teroksidasi, maka seduhan teh hijau hanya akan berwarna hijau muda kekuningan. Teh oolong dibuat dari bahan yang sama dengan teh hijau. Bedanya, pucuk teh oolong dilayukan, dimemarkan, digulung, dibiarkan teroksidasi sebentar, baru dikeringkan. Hingga seduhan teh oolong, sedikit berwarna kecokelatan, dan ada rasa tanin yang sepet.

Bahan baku teh hitam juga sama dengan teh hijau dan teh oolong. Bedanya, setelah proses penirisan dan pelayuan, pucuk teh digiling (dicincang), kemudian dibiarkan teroksidasi penuh, hingga warnanya menjadi kecokelatan. Setelah teroksidasi, cincangan pucuk itu dikeringkan, dan diayak untuk memisahkannya menjadi beberapa grade. Misalnya pekoe, pekoe fanning, broken pekoe, orange pekoe, dan lain-lain. Teh wangi atau teh melati (jasmine tes, chinese tea), sebenarnya teh oolong, yang sebelum dikeringkan, diberi campuran kuncup bunga melati. Yang biasa digunakan adalah melati gambir (Jasminum officinale), dan melati sambac (Jasminum sambac).
           
Waktu pencampuran kuncup melati, terjadilah proses oksidasi dengan waktu lebih panjang dibanding proses oksidasi teh oolong. Hingga teh wangi yang di Indonesia terdiri dari berbagai merk, akan menghasilkan seduhan berwarna kemerahan sebagaimana halnya teh hitam.
Terakhir teh putih dan teh kuning. Bahan baku dua jenis teh ini hanya pucuk daun yang belum mekar. Pada teh kuning, setelah pucuk tunggal itu dipetik, tanpa proses pelayuan dan oksidasi, langsung dikeringkan, sampai menguning. Pada teh putih, pucuk tunggal dilayukan, baru kemudian dikeringkan tidak sampai menguning. Warna air seduhan teh kuning agak kekuningan, sementara teh putih cenderung masih jernih, atau paling banyak berwarna pucat keruh.

Manfaat bagi Kesehatan

Karena saran dokter, kadang seseorang berhenti minum kopi, dan hanya minum teh. Apabila yang diminum teh celup kualitas rendah, memang tidak ada masalah. Teh celup aneka merek, sebenarnya merupakan tangkai daun dan kulit serta kayu pucuk, yang kandungan kafeinnya sangat rendah. Apabila yang diminum teh hitam, misalnya broken pekoe (BP), maka kandungan kafeinnya masih seperlima dari kopi kualitas baik. Teh hijau, kandungan kafeinnya lebih rendah lagi, yakni 3/5 dari kandungan kafein pada teh hitam. Maka mereka yang memutuskan tidak minum kopi, sebaiknya juga jangan mengonsumsi teh hitam, melainkan teh hijau.

Tannin pada teh, sangat bermanfaat untuk menguatkan selaput lendir pada organ pencernaan. Hingga mereka yang terserang diare, begitu minum teh jenis apa pun, tetapi diseduh  agak pekat, akan langsung sehat. Bahkan minum teh hijau atau teh oolong, tidak boleh terlalu pekat. Mereka yang terbiasa minum teh hitam, atau teh wangi, akan terbiasa mengambil teh hijau atau teh oolong cukup banyak, untuk diseduh. Padahal gulungan daun teh yang tampak kecil itu, akan mekar apabila terkena air panas. Kepekatannya juga akan berlipatganda dibanding teh hitam atau teh wangi. Hingga terlalu banyak minum teh hijau atau teh oolong, akan berakibat susah BAB (buang air besar). Itulah sebabnya cangkir minum teh di Jepang dan China sangat kecil.

Ada puluhan zat aktif yang terkandung dalam pucuk teh. Ketika Kaisar Shennong menemukan teh sebagai minuman kesehatan, ia tidak salah. Zat catechins dalam teh hijau, memang berkhasiat antibiotik. Belakangan juga diketahui bahwa dalam teh hijau terkandung zat epigallocatechin gallate (EGCG), yang berkhasiat antioksidan. Maka teh hijau juga dipercaya berkhasiat mencegah penyakit kanker. Khasiat inilah yang sering ditafsirkan secara salah, bahwa teh hijau mampu menyembuhkan kanker. Bagi para penderita diabetes, teh juga berkhasiat menstabilkan kandungan gula darah. Dan yang paling jelas, khasiat teh adalah seperti yang dirasakan oleh Kaisar Shennong ribuan tahun silam. Ia langsung segar setelah minum air yang memerah karena ada daun jatuh ke dalamnya. Itulah khasiat stimulan dari teh. 

No comments:

Post a Comment