Waroeng Dhahar Pulosegaran: Menikmati Menu Centhini di Tembi - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Monday, March 4, 2019

Waroeng Dhahar Pulosegaran: Menikmati Menu Centhini di Tembi


Ingin  mencoba  menu makanan tempo dulu yang unik? Cobalah mengunjungi  Resto Pulosegaran yang terletak di Kawasan Tembi, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Anda akan menemui menu-menu yang diambil dari buku klasik Centhini. Banyak hidangan yang asing di telinga dan jarang ditemui di tempat lain.  
 
Oseng-oseng burung pipit

Tak ada  papan nama resto  yang dipasang di depan atau pintu masuk. Satu-satunya penanda adalah pagar komplek  berarsitektur batu-bata ekspose dilengkapi gapura bernuansa Bali. Lokasinya di komplek  yang  merupakan bagian dari Rumah Budaya Tembi. Dari kota Yogya berjarak 8,6 km arah selatan menuju Pantai Parangtritis.


Di resto yang dibuka sejak empat tahun lalu ini, tersedia berbagai menu unik nan klasik yang mampu mengusik  lidah Anda menjelajahi dunia kuliner tempo doeloe .  Semisal;  menu sup tupai, tupai goreng, tupai bumbu pedas, tongseng burung emprit, dan oseng-oseng burung emprit. Tupai  atau  bajing adalah hewan pengerat buah kelapa, sedangkan emprit adalah burung kecil yang biasa ‘mencuri’ padi di sawah.


Nama Resto Pulosegaran hanya bisa ditemukan dalam daftar menu. “Papan namanya memang belum ada. Karena sebenarnya namanya  Waroeng Dhahar Pulosegaran, bukan resto, “  kata Made Bawa, Kepala Bagian Food and Baverage (FB) Rumah Budaya Tembi.
      
Dari Surat Centhini

Menu unik daging tupai  cemeng (hitam) dan burung emprit  khusus disajikan pada Sabtu dan Minggu. Tapi bila ada pengunjung yang datang pada hari biasa tetap bisa memesannya.  ”Menu yang disajikan disini itu sebagian besar berasal dari Serat Centhini. Menurut kepercayaan daging tupai merupakan makanan tradisional jaman dulu, yang juga bermanfaat bagi kesehatan, terutama bagi penderita asma,” lanjut Made.

Tentu saja resto ini tak  hanya menyediakan makanan dari tupai dan burung emprit. Masih  banyak menu lain yang tak kalah ‘heboh’ rasanya. Misalnya pepes tawes opak yang selain gurih mantap plus pedas proporsional, juga pepesan dagingnya terasa lunak banget. Selain itu masih ada puluhan  menu lain, seperti: wedhus gembel cemeng, rawon lele, sapi geseng, sapi condrodimuko, dan brongkos koyor.

“Menu waroeng dhahar ini memang memberi nuansa lain. Di tengah banyaknya resto bermenu modern, kita masih bisa bernostalgia menikmati makanan tradisional dan unik dengan sajian modern,” kata Didik Setiadi, pengusaha meubel ekspor  Yogyakarta yang jadi pelanggan resto ini.

Menyantap makanan ‘berat’ seperti di atas, rasanya tak lega  tanpa dilengkapi  minuman. Di resto ini tersedia berbagai ragam minuman bernuansa tradisional dengan rasa kontemporer. Misalnya ada es wedang blimbing wuluh, kunyit asem legi, kopi areng, wedang uwuh, rujakpolo, es lumut, dll. Tersedia pula berbagai makanan kecil seperti; tempe mendhoan, carang gesing, tahu susur, pisang goreng gula aren, dan lumpia pitik.

Suasana nyaman

Tentu saja bukan hanya kenikmatan makanan dan minuman yang menjadi ‘magnet’ resto yang berkapasitas 54 seat ini, melainkan juga suasana yang mendukung. Karena letaknya di tengah areal persawahan pedesaan, sembari menyantap makanan juga disuguhi pemandangan alam persawahan dan pedesaan.

Kenikmatan menyantap makanan di resto ini terasa utuh oleh lingkungan yang nyaman. Bangunan resto dari kayu jati dengan arsitektur tradisional gaya limasan dan pendapa yang dikelilingi dengan pertamanan aneka pohon bunga, juga turut menciptakan nuansa hangat lahir batin. Bagi yang suka internet, disini juga  tersedia area hotspot.

Bagi yang gemar membaca juga tersedia berbagai bahan bacaan; majalah maupun koran. Bahkan di komplek resto ini juga tersedia penginapan, dengan fasilitas  museum, galeri, dan kolam renang, TV kabel, dan musik klasik. Hiburan lain yang bisa dinikmati pada hari Sabtu dan Minggu adalah pentas siteran.


“Disini juga kerap didatangi kelompok atau instansi yang ingin melakukan pertemuan sambil berhibur. Ada juga pengunjung yang satu keluarga, sekalian menginap disini”, lanjut Made.


No comments:

Post a Comment