Minum Obat Darah Tinggi Bikin Ginjal Rusak, Mitos atau Fakta? - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Monday, March 18, 2019

Minum Obat Darah Tinggi Bikin Ginjal Rusak, Mitos atau Fakta?


Seseorang yang menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi, paling dekat dengan penyakit stroke, jantung, dsn gagal ginjal. Namun ada pemahaman di masyarakat bahwa mereka takut minum obat darah tinggi setiap hari, karena justru menyebabkan ginjal mereka rusak. Sebetulnya bagaimana yang benar? Mitos atau fakta?

Ilustrasi minum obat (Istimewa)
Hipertensi adalah kondisi tekanan darah sistolik berada di atas 140 mmHg dan diastolik berada di atas 90 mmHg. Ginjaal berfungsi sebagai penyaring darah dan memiliki peran kunci dalam tubuh sebagai penjaga keseimbangan cairan tubuh, penghasil hormon pembuatan sel darah merah, pengaktif vitamin D, dan fungsi lainnya.


Ketua Umum PB Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) dr. Aida Lydia, PhD., Sp.PD-KGH, menjelaskan hipertensi memicu risiko penyakit gagal ginjal hingga 45 persen. Jika seseorang sudah menderita gagal ginjal kronik, maka dia membutuhkan terapi pengganti ginjal dengan cuci darah atau hemodialisa. 

"Jika punya riwayat hipertensi dan darah tinggi, selain karena itu, risiko gagal ginjal juga bisa dipengaruhi karena minum obat tak disiplin. Banyak orang merasa cukuplah minum obat tradisional saja. Tak datang rutin kontrol ke puskesmas. Lupa dan berbagai alasan," kata dr. Aida dalam konferensi pers Hari Ginjal Sedunia baru-baru ini. 


Menurutnya, hipertensi dan diabetes bisa merusak ginjal karena mengganggu pembuluh darah di ginjal. Terjadinya kerusakan filtrasi yang lama kelamaan akan menganggu fungsi ginjal. 

Lalu jika seseorang merasa takut atau cemas rutin minum obat hipertensi akan berdampak pada ginjalnya, menurut Aida keluhan itu banyak disampaikan pasien. Namun persepsi itu menururnya kurang tepat.

"Yang bikin ginjalnya rusak bukan karena obatnya tapi tekanan darah tingginya. Kalau terkontrol minum obat dan tensinya terkontrol tentu besar manfaatnya," ujarnya.

Penyakit ginjal kronik adalah kelainan dari struktur atau fungsi ginjal yang menetap lebih dari 3 bulan yang berpengaruh terhadap kesehatan. Kriteria diagnostik adanya salah satu kriteria yang menetap lebih dari 3 bulan di antaranya, tanda kerusakan ginjal (1 atau lebih) seperti adanya albuminuria, kelainan sedimen urin, kelainan elektrolit atau kelainan lain yang disebabkan oleh gangguan tubulus, kelainan yang didapatkan dari histologi, kelainan struktur yang dideteksi dengan pencitraan hingga riwayat transplantasi ginjal.

No comments:

Post a Comment