Bermotor yang aman dan
menyenangkan di jalan raya, tidak hanya didukung oleh motor yang bagus dan
sehat. Dari sisi pemotor juga tak hanya mengandalkan skill tetapi juga
membutuhkan kematangan emosional.
![]() |
Ilustrasi berkendara di jalan (Istimewa) |
Hal ini diungkapkan
oleh Head of Safety Riding Promotion Wahana, Agus Sani dalam pembekalan dan
pelatihan safety riding kepada 100 konsumen Honda yang merupakan member Honda
VIP Card di Jatake, Tangerang beberapa waktu lalu. "Dalam bermotor emosi
sangat berpengaruh pada kenyamanan.Skill bermotor hanya berpengaruh
kecil," katanya saat memberikan teori bagaimanan berperilaku di jalan
raya.
Ia mengingatkan
peserta dan menghimbau kepada masyarakat pengguna jalan agar menjaga emosi saat
dijalan raya karena dapat berdampak negatif pada konsentrasi dan kenyamanan
berkendara. Emosi yang dimaksudnya adalah suasana hati sangat berpengaruh pada
gaya berkendara.
"Jadi jangan
membawa masalah, pikiran dan kemarahan ketika berkendara dijalan raya. Letakkan
semua masalah anda di dalam lemari dirumah. Emosi adalah unsur terbesar
berpengaruh kepada sikap dan gaya berkendara di jalan raya,” ujar Agus.
Selain berikan teori
dan praktek, beragam tips dan saran juga diberikan kepada konsumen. Salah satu
tips bermotor yang dibagikannya adalah kesalahan umum yang sudah dilakuakn
hampir oleh semua pengendara motor di Tanah Air.
Kebiasaan yang salah
dan tidak disadari yang dilakukan saat berkendara motor adalah kebiasaan
meletakkkan jari di tuas rem depan saat berkendara. Kebiasaan ini, jelasnya,
bisa menjadi awal petaka yang membuat pemotor jatuh di jalan raya.
"Ketika spontan
jari menarik tuas mendadak saat sesuatu hal terjadi, misalnya ada objek
tertentu yang melintas dijalan akan berkibat tidak terkendalinya roda depan
apalagi diatas permukaan jalan yang licin atau berpasir. Ini sangat
berbahaya," tukasnya.
Karena itu ia
menyarankan agar pemotor mulai membiasakan diri untuk ridak meletakan jari di
tuas rem depan. Garakan spontan menarik tuas rem tanpa direncanakan akan membuat
roda terkunci dan pemotor terjungkal. "Setiap melkukan rem harus terancana
dan sadar. Karena itu sebaiknya tangan menggenggam stang dan pemotor hanya
memencet rem hanya ketika dibutuhkan," katanya berbagi.
No comments:
Post a Comment