Awas! Generasi Milenial Usia 20an Mulai Dibayangi Penyakit Darah Tinggi - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Wednesday, March 6, 2019

Awas! Generasi Milenial Usia 20an Mulai Dibayangi Penyakit Darah Tinggi


Generasi milenial diimbau untuk mewaspadai adanya penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi) dengan melakukan pencegahan penyakit ini. Sebab tingginya makanan mengandung garam, gula dan lemak serta stres aktivitas padat membuat generasi milenial rentan terserang hipertensi di usia muda.

Ilustrasi tekanan darah tinggi.
Bahkan catatan data yang ada, yaitu mereka yang  berusia sekitar 15 tahun keatas dan menempati 68,7 persen dari populasi (SUPAS 2015) dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia, diharapkan dapat melakukan deteksi dini terhadap penyakit hipertensi. Mereka dianjurkan melakukan modifikasi salah satu faktor penyebab hipertensi yaitu melakukan pola hidup sehat sehingga mengurangi risiko terkena hipertensi. 


Secara menyeluruh, trend prevalensi penyakit hipertensi sampai saat ini masih terus meningkat demikian pula halnya dengan berbagai penyakit komplikasi akibat hipertensi seperti gagal ginjal, stroke dan penyakit jantung. Menurut data Riskesdas 2018, sebanyak 34,1 persen masyarakat Indonesia dewasa umur 18 tahun ke atas terkena hipertensi. Angka ini mengalami peningkatkan sebesar 7,6 persen dibanding dengan hasil Riskesdas 2013 yaitu 26,5 persen. 


Pakar Kesehatan dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Prof. Dr. dr. Suhardjono, SpPD-KGH, K.Ger mengatakan, berdasarkan data WHO 2018, prevalensi hipertensi di dunia sebesar 40 persen dan rata-rata dimulai pada usia 25 tahun. Menurut data RISKESDAS 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1 
persen. 

Dia menyebutkan faktor risiko hipertensi dapat dilihat dari dua sisi yaitu disebabkan oleh faktor penyerta lain seperti kerusakan organ (jantung, ginjal atau penyakit kardiovaskular lainnya) dan faktor lingkungan atau gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi makanan serba instan dan konsumsi garam berlebih. Faktor lainnya yaitu faktor usia. Semakin tinggi umur seseorang maka semakin tinggi angka tekanan darahnya.

"Biasanya lebih banyak terjadi pada laki-laki di atas usia 50 tahun, sedangkan bagi perempuan di usia 65 tahun saat post-menopause,” jelasnya dalam keterangan tertulis InaSH ke-13 Annual Scientific Meeting Of Indonesian Society of Hypertension, baru-baru ini.

Pada intinya, kata dr. Suhardjono, hipertensi harus diobati, semakin cepat lebih baik. Jika tidak segera diobati dapat menimbulkan kerusakan target organ, infark jantung, stroke, gagal ginjal, vascular yang berakibat buruk sehingga dapat menimbulkan kematian dan kecacatan. Pengobatan hipertensi juga ditujukan untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas dengan cara mengendalikan 
maksimal semua faktor risiko yang ada. 

"Kami menghimbau, masyarakat mau melakukan pencegahan dengan menerapkan modifikasi gaya hidup, makan sehat, olah raga teratur dan patuh terhadapat 
pengobatan hipertensi yg saat ini mudah didapatkan, serta melakukan deteksi dini tekanan darah baik di rumah maupun di fasilitas kesehatan yang ada," paparnya.


No comments:

Post a Comment