Sticky Indonesia: Peluang Manis Bisnis Permen - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Sunday, February 10, 2019

Sticky Indonesia: Peluang Manis Bisnis Permen


Bagi Anda calon investor, ada penawaran franchise menarik dari Sticky Indonesia. Sticky merupakan  handmade candy pertama yang mengusung konsep live candy making di depan para customer. Bebeda dengan toko permen lainnya yang hanya menyajikan permen dalam bentuk display, di sini customer dapat memesan bentuk dan rasa permen sesuai keinginan.

Permen Sticky
Franchise asal Australia yang berdiri sejak tahun 2001 ini mulai merambah Indonesia pada Desember 2011 lalu. Selain di Indonesia, Sticky juga hadir di beberapa negara seperti Singapura, Hongkong, Malaysia, dan Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri, Sticky masih berada di bawah naungan PT Gading Food, sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan resto dan gerai makanan di Indonesia yang juga menjadi pemegang lisensi Sticky Indonesia.

Seperti yang terlihat di Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat, interior Sticky tampak ceria dengan pernak-pernik berwarna cerah. Tak heran jika gerai ini terlihat mencolok di antara gerai lainnya. Atraksi para pembuat permen (candy maker) yang tengah memainkan adonan gula secara manual pun menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

Gerai Sticky memang tak pernah sepi. Pengunjung yang awalnya hanya melihat-lihat kesibukan para candy maker yang good looking itu, pada akhirnya tergoda juga untuk membeli permen buatan Sticky. Bahkan menurut pengakuan Marketing & Promotions Manager Sticky Indonesia Juliwina, sebelum membeli Sticky, banyak pengunjung yang minta foto bareng dengan para candy maker. Memang, ini adalah strategi andalan Sticky untuk menggaet pelanggan.

Uniknya, pembuatan permen secara tradisional ini dikolaborasikan dengan keterampilan khusus, seperti teknik memahat dan menghibur pengunjung. Dengan tangkas, para candy maker mengolah adonan gula yang telah matang di atas cooling table. Setelah dicampur dengan perasa dan pewarna makanan, adonan tersebut diuleni dan dibentuk memanjang berdasarkan susunan warna menyerupai batang bambu, untuk kemudian dipotong kecil-kecil. Agar lebih menarik, tiap potongan permen selalu dihias dengan gambar-gambar lucu ataupun tulisan. Alhasil, lapisan luar permen tampak berwarna-warni sedangkan bagian dalamnya putih bergambar. Meskipun bentuk dan gambarnya tidak sama persis, namun nilai seninya begitu terlihat. Hal ini karena permen Sticky dibuat langsung menggunakan tangan manusia.

“Sticky terbuat dari campuran gula pasir, air, pewarna, dan perasa makanan alami, tanpa pengawet dan tanpa perekat (gluten). Aman dikonsumsi segala usia. Dan satu lagi, meskipun sebenarnya gula itu tidak ada masa expired, namun disarankan permen Sticky dikonsumsi paling lama enam bulan setelah kemasan dibuka,” himbau Juli.

Habiskan 70 kg – 100 kg Gula Pasir Per Hari

Ada dua jenis permen yang ditawarkan Sticky, yakni rock candy dan lolipop. Semua dikreasikan dalam 200 varian bentuk dan rasa, mulai dari buah-buahan, kopi, mint dan lain-lain. Harga per kemasan mulai Rp 12.000 – Rp 89.000, untuk ukuran 35 gram – 225 gram. Selain berisi satu jenis permen, ada juga kemasan yang berisi rasa campuran.

Setiap harinya, gerai Sticky mampu mengolah sekitar 70 – 100 kg gula pasir untuk dijadikan permen. Meskipun enggan menyebutkan nominal omzetnya, namun diperkirakan pendapatan per harinya mencapai jutaan rupiah. “Karena handmade, apapun kita bisa bikin sesuai permintaan customer. Misalnya motif dan inisial huruf. Bahkan, banyak customer yang memesan Sticky untuk dijadikan suvenir pernikahan. Sejak pertama kali buka, kami sudah menerima lebih dari ribuan order, dengan batasan minimum pemesanan adalah 6 kg,” jelasnya.

Tawarkan Kemitraan

Kini, Sticky Indonesia telah membuka tiga cabang baru di Living World Serpong, Kuningan Jakarta Selatan, dan Bandung.  “Jika ada calon investor yang ingin bergabung menjadi mitra Sticky, ada beberapa persyaratan yang memang ketat dari kami. Sebab, jika ada satu pemegang franchise yang tidak menjalani kewajibannya dengan baik atau menyalahgunakan peraturan, maka yang akan kena dampaknya adalah seluruh gerai Sticky yang lebih dulu berdiri. Itu mengapa hampir dua tahun kami berdiri, belum ada calon investor yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Sticky. Yang mendaftar sangat banyak, tapi setelah diseleksi, ternyata masih belum ada yang tepat,” urainya.

Juli menambahkan, jika berminat, calon investor bisa langsung menghubungi manajemen Sticky Indonesia. Mengenai angka investasinya pun Juli tidak bisa menyebutkan karena beberapa alasan. “Tim kami akan kembali menghubungi calon investor untuk wawancara mengenai data diri, background bisnis mereka sebelumnya, alasan mereka ingin mengambil franchise Sticky, dan project ke depannya setelah ia membuka Sticky, serta apakah dia sudah memilih lokasi yang tepat untuk membuka gerai Sticky?” terangnya panjang lebar.

Diakuinya, kebanyakan setelah melewati beberapa tahapan seleksi, calon investor banyak yang berguguran. “Komitmen franchise itu kan harus dijalani selama lima tahun, sehingga kalau hanya setengah hati kami takut akan berhenti di tengah jalan,” ungkapnya.

Lokasi memang menjadi faktor penting, sebab Sticky hanya akan memilih lokasi di mana kelasnya harus premium. “Kami lebih mengutamakan lokasi yang berada di mal premium. Pengunjung yang datang ke mal kecil bukan tidak mungkin membeli Sticky, namun daya belinya yang kita lihat. Daripada brand kita rugi lalu tutup. Image seperti itulah yang akhirnya kami hindari. Kami sangat melihat jangka panjang. Investasi tebesar Sticky adalah di peralatan dan main power. Kami sangat menjaga itu. Jangan sampai setelah mengeluarkan investasi yang cukup besar, investor merasa dirugikan karena usahanya berhenti di tengah jalan,” katanya memberi alasan.

No comments:

Post a Comment