Motor matic memang menyajikan kepraktisan. Penggunanya tak
lagi direpotkan oleh acara oper gigi perseneling. Namun, kemudahan itu kerap
membuat pengguna melupakan soal perawatan.
![]() |
CVT pada sepeda motor matik (Istimewa) |
Soal perawatan motor matic, komponen yang memanjakan
pengandara ini sering dilupakan. Yaitu
Continously Variable Transmission (CVT).
CVT adalah sistem transmisi di motor matic menggunakan
sistem pemindahan roda-roda gigi secara otomatis. Komponen ini penting namun
terkadang banyak orang melupakannya. Pemilik bengkel di Depok, Tumpak,
memberikan tips sederhana bagaimana merawat CVT. "Bongkar dulu semuanya.
Lalu kita cek dari van belt, roll CVT, kampas CVT sama lahar CVT, kita cek
semua," katanya, kepada JawaPos.com, di bengkelnya, Depok, Sabtu (10/2).
Ia juga menjelaskan, bila van belt terlihat retak-retak,
maka van belt itu harus diganti. "Van belt itu bisa diibaratkan rantai
kalau di motor matic. Paling parah, bila van belt putus, motor tidak akan bisa dijalankan,"
terangnya. Tumpak juga menuturkan, bahwasannya van belt itu menjadi salah satu
penentu kekuatan motor matic. Maka, bagian ini harus sering di cek. Saat
membersihkan CVT, van belt tidak boleh basah atau terkena oli.
Bagian lain yang harus diperhatikan yaitu roll CVT, bila
sudah mengalami keausan atau gepeng, maka harus diganti. Sedangkan kondisi
kampas CVT, bisa dipastikan dari ketebalannya apakah sudah aus atau tipis. Bila
telah aus, maka harus diganti. Pada bagian lahar CVT-nya juga, harus selalu di
cek. "Ini semua satu komponen.
Kalau sudah oblak, jalan motor menjadi tidak stabil, goyang, bergetar, suaranya
juga jadi kasar," lanjutnya.
Lebih lanjut Tumpak mengatakan, bila kampas CVT sudah habis,
tarikan gas jadi berat, suara mesin kasar, lantas membuat bensin jadi boros.
Pemeriksaan kampas CVT dilakukan saat motor sudah menempuh jarak 2 ribu
kilometer (km) atau 15 ribu km. "Bila ingin dibersihkan, bisa dilakukan
dengan cara dicuci atau disemprot dengan angin," imbuhnya.
Nah, bila bermaksut mencuci CVT, maka bisa dilakukan dengan
cara membersihkannya dengan bensin. Cara lainnya, setelah CVT dibongkar,
kemudian kita bisa menyemprotnya dengan kompresor agar debu di dalamnya keluar.
Lebih lanjut Tumpak menjelaskan, oli gardan atau oli CVT juga harus diganti
setiap 15 ribu km. Bila tidak, CVT menjadi cepat aus. Selain itu lahar CVT
menjadi lebih cepat rusak. "Biar CVT awet, kita jangan membawa motor
dengan cara menhentak-hentak gas, juga tidak gas rem, gas rem. Akibatnya nanti,
roll akan cepat aus, kampas dan panbel juga cepat habis," tutupnya.
No comments:
Post a Comment