Pilah-pilih
busi ternyata bukan hanya dipengaruhi oleh faktor teknis saja. Misalnya tipe busi, spesifikasi, dan
performa mesin saja. Namun, busi juga harus dipilih sesuai dengan kondisi
kingkungan tempat tinggal Brosis.
![]() |
Ilustrasi perbedaan busi panas dan busi dingin. |
Sepeda motor
yang dikendarai di derah dataran tinggi berhawa dingin butuh jenis busi yang
berbeda dengan kendaraan yang dikendarai di daerah dataran rendah berhawa
panas. Jika Brosis tinggal di daerah dataran tinggi, disarankan menggunakan
busi yang memiliki tingkat panas tinggi. Sebab, jika Brosis menggunakan busi
dingin, maka dikawatirkan dapat mengakibatkan penumpukan karbon atau carbon
fouling.
Lantas busi
panas dan busi dingin itu seperti apa to? Busi panas punya kemampuan
memperahankan suhu panas. Sebailknya busi dingin memiliki kemampuan menyalurkan
atau membuang panas lebih banyak. Cara membedakan antara busi panas dengan busi
dingin bisa diketahui melalui kode yang tertera di busi. Semakin tinggi angka
yang tertera, maka kian tinggi pula panas yang mampu dibuang atau dilepaskan
busi. Karakter seperti itu dimiliki oleh busi dingin.
Yuk kita
cearmati karakter busi yang akan dibeli melalui kode yang tertera. Misalnya dua
buah busi dengan kode CR7EH-9. Kode huruf pertama (C) menunjukkan diameter
ulir. Busi dengan kode C punya diameter unlir 10mm. Berikutnya, huruf R
menandakan busi tersebut memiliki resistan atau hambatan tertentu.
Berlanjut ke
kode berikutnya, angka 7 menunjukkan tingkat panas busi tersebut. Sedangkan
kode huruf EH menunjukkan panjang ulir dan juga variasinya. Lalu, angka 9 di
belakang menunjukkan gap atau jarak elektroda dengan kutub negatif. Angka 9
berarti busi tersebut punya gap 0.9mm.
Busi tipe
panas memiliki hidung insulator yang lebih panjang. Hidung inosulator busi
panas lebih renggang antara ujung tembakan insulator dengan titik insulator
memenuhi cangkang logam. Hidung insulator busi panas punya luas permukaan yang
lebih besar dari pada busi tipe dingin. Sehingga memungkinkan jumlah yang bisa
dinyalakan lebih banyak.
Busi standar
untuk motor harian, ujung alektroda dibuat dari nikel. Diameternya rata-rata
2,5mm. Sementara itu, busi balap dibuat dari bahan yang mampu menahan kompresi
dan temperatur yang tinggi. Busi balap tidak sama dengan busi iridium. Busi ini
punya center electroda lebih kecil. Berbentuk meruncing seperti jarum. Busi ini
punya jarak tempuh lebih pendek. Berkiar antara 20 – 30 km jika dioperasikan
untuk rpm tinggi di atas 6.000 pada temperatur mesin tinggi.
Lantas busi iridium
itu seperti apa to? Elektrodanya dibuat dari nikel. Sedangkan center
electrodanya dibuat dari iridium alloy berwarna perak buram. Diameter center elektrodanya
0,6 mm – 0,8 mm. Busi iridium cocok untuk motor bermesin besar 150cc.
Namun bukan berarti busi ini tidak bisa
diaplikasikan untuk motor standar.
Pilihan yang
lain yaitu busi platinum. Dibuat dari nikel dengan center electrode dari
platinum. Pengaruh panas ke metal paltinum lebih kecil. Diamater center
electrode 0,6mm – 0,8 mm. Busi ini cocok bagi brosis yang gemar turing
melang-lang buana.
Jangan lupakan
kapasitas silinder. Motor berkapasitas 180cc sebaiknya menggunakan busi dingin.
Jika dipasa menggunakan busi panas, akan menyebabkan terjadinya pre-ignition,
kemudian motor jadi overheat. Poin berikutnya yaitu perbandingan kompresi.
Mesin dengan perbandingan kompresi 10.5 direkomendasikan menggunakan busi
dingin.
No comments:
Post a Comment