Peluang Bisnis Arang dan Cuka Kayu - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Thursday, February 7, 2019

Peluang Bisnis Arang dan Cuka Kayu


Arang tidak bisa tergantikan oleh bahan bakar lain, sebab sampai sekarang, tukang sate tidak  berani mengganti arang dengan gas atau batubara. Alasannya, konsumen masih belum mau daging mamalia, unggas atau ikan, yang dipanggang dengan gas atau batubara.

Proses penyulingan Cuka Kayu.

Panas dari api gas tidak bisa merata, sementara panas dari batubara cukup tinggi. Akibatnya, daging yang dibakar dengan gas masaknya tidak merata, sementara yang dipanggang dengan batubara, bagian luarnya hangus, sementara bagian dalam belum matang. Maka permintaan arang di Jawa lebih besar dibanding pasokan. Bahan baku arang adalah kayu dengan tingkat kekerasan dan kepadatan tinggi, serta tempurung kelapa.

Kayu kualitas baik antara lain, bakau (Rhizophora sp), api-api (Avicennia sp), lamtoro lokal (Leucaena leucophala), rambutan (Nephelium lappaceum), sawo manila (Achras zapota), angsana (Pterocarpus indicus), akasia gunung (Acacia catechu), kamboja dan (Plumeria acuminata). Selama ini kayu kualitas baik tersebut hanya ditebang dari alam. Kecuali akasia gunung, dan lamtoro, yang sudah dibudidayakan.

Pembuatan arang di Indonesia masih dilakukan secara tradisional. Mula-mula ditata serasah, dan kayu kering di lokasi yang akan digunakan untuk proses pengarangan. Kayu kering itu langsung dibakar,  di atasnya ditata kayu basah yang telah dipotong-potong pendek. Kayu inilah yang nantinya akan menjadi arang. Kemudian di bagian atas kayu diberi serasah dan ditimbun tanah. Pelan-pelan kayu kering, dan serasah itu akan terbakar dan menimbulkan panas. Panas ini akan menimbulkan proses pengarangan, sebab pembakaran tidak sempurna.

Binsis  menarik

Karena tertutup rapat hingga kekurangan oksigen, pembakaran kayu kering, dan serasah hanya menghasilkan panas, dan asap. Pemanasan ini akan membuat kayu basah menjadi arang. Proses pengarangan demikian bisa berlangsung selama dua sampai tiga hari. Setelah kayu basah itu sempurna menjadi arang, timbunan tanah akan runtuh. Karena mampat, arang tidak akan terus membara menjadi abu. Pada saat itulah timbunan arang bisa dibongkar, disortir dan dikemas dalam keranjang untuk dipasarkan.

Proses pembuatan arang selalu ditandai dengan keluarnya asap terus-menerus. Asap ini mengandung uap air dan bermacam zat aktif, yang berasal dari dalam kayu. Apabila asap yang mengandung berbagai zat aktif ini ditampung kemudian didinginkan, akan meneteslah air bersama cairan berwarna cokelat pekat. Cairan inilah yang disebut sebagai cuka kayu, wood vinegar atau pyroligneous acid.

Cuka kayu merupakan bahan industri farmasi, kosmetika, pengawet bahan pangan, dan zat perangsang tumbuh (ZPT). Cuka kayu bisa  bermanfaat  sebagai ZPT,  lantaran  tingginya kandungan zat-zat aktif tanaman. Zat aktif ini terbawa oleh air dalam kayu yang menguap karena terkena panas sangat tinggi. Kalau uap air dari proses pengarangan ini didinginkan, maka zat aktif dari kayu yang diarangkan itu juga akan terbawa asap dan menetes di penampungan. Di Eropa dan Jepang, industri arang kayu merupakan bisnis yang cukup menarik.

Diameter kayu bahan arang tidak terbatas. Kayu berdiameter 30 sd. 40 cm pun, bisa dibuat arang tanpa perlu dibelah. Namun balok kayu tersebut harus dipotong pendek, maksimal sepanjang 1 m. Apabila ruang untuk proses pengarangan tidak terlalu luas, potongan cukup 0,5 m. Di Jepang, potongan kayu bahan arang dimasukkan ke dalam oven yang kedap udara, yang  dipanaskan sampai suhunya mampu mengubah kayu menjadi arang. Oven itu diberi pipa untuk menyalurkan asap.

Income tambahan

Asap itu dialirkan ke bawah, sambil dilewatkan aliran air untuk proses pendinginan. Proses ini dilakukan mirip dengan proses penyulingan (destilasi). Karena menjadi dingin, uap air yang terkandung dalam asap itu akan mengembun. Titik-titik embun itu akan menjadi makin banyak lalu menetes pada wadah di ujung pipa. Proses pengarangan modern ini juga berlangsung antara dua sampai tiga hari.

Proses pengarangan dengan oven akan menghasilkan cuka kayu dalam volume lebih besar dibanding dengan cara pengarangan biasa. Proses pengarangan tradisional pun, juga mampu menghasilkan cuka kayu. Para petani Thailand telah menghasilkan  cuka kayu melalui proses pengarangan yang sama dengan yang dilakukan para petani kita. Agar efisien, proses pengarangan ini secara rutin dilakukan selang tiga hari sekali, dengan tiga unit pengarangan. Secara rutin perajin arang bisa bekerja tiap hari untuk membongkar unit pengarangan yang sudah tidak berasap, sekaligus memasukkan bahan dan kembali menimbunnya.

Sementara itu, ada dua unit lain yang masih terus berasap dan memproduksi cuka kayu. Asap yang keluar dari lubang pengarangan ini tidak perlu didinginkan seperti halnya pada pengarangan modern. Cukup dibelokkan dengan pipa bambu lalu cuka kayu yang menetes  ditampung dalam botol bekas kemasan air minum. Apabila para pembuat arang di negeri kita mau mencontoh pembuat arang Thailand, maka penghasilan mereka akan meningkat. Sebab selain menghasilkan arang, mereka juga akan mendapat tambahan income dari cuka kayu, yang minimal bisa diaplikasikan sebagai ZPT.

No comments:

Post a Comment