Kedengarannya
memang tak lazim, nama untuk anak sendiri kok beli. Namun kenyataannya, jasa
pembuatan nama bayi yang dilakukan Atika Ratna Sari (24), tak pernah sepi
pemesan. Bahkan bisa dibilang usaha ini sangat menjanjikan, lantaran tanpa modal dan hanya butuh kreatifitas dalam
merangkai kata.
![]() |
Sebenarnya bisnis yang dilakukan adalah merangkai nama. |
Hal
ini diakui Atika, warga Bekasi, yang baru dua tahun lalu memulai bisnis ini. Ketika masih kuliah, wanita yang
kini bekerja sebagai PNS di LIPI, Jakarta ini aktif menjadi kontributor cerita pendek dan
dongeng di sebuah majalah anak-anak. Wanita yang akrab disapa Ika ini
menyayangkan, mengapa nama-nama bagus seperti tokoh dalam dongeng ciptaannya
tidak ada yang menggunakan? Ia pun mulai melakukan pendekatan kepada teman dan
saudaranya yang sedang hamil, apakah mereka sudah menyiapkan sebuah nama untuk
kelahiran anaknya?
“Ternyata
banyak dari mereka menemukan kesulitan untuk memberi nama kepada sang buah
hati. Padahal sebenarnya membuat nama yang cantik dan mempunyai makna sangatlah
mudah,” tambahnya. Melihat hal itu, Ika tak segan memberi sebuah nama sebagai
kado kelahiran orang-orang terdekatnya.
Seiring
waktu berlalu, Ika mendapat ide untuk menjual jasa ini ke masyarakat
sebagai usaha sampingan. Apalagi ia sudah
searching di internet, usaha semacam ini
belum ada yang mulai. Tanpa modal sepersen pun, Ika mulai berpromosi lewat facebook. Tak disangka, sambutan
masyarakat begitu luar biasa. Baru ketika ia punya modal, ia membuat website
dan mulai memasarkan.
“Sebenarnya
bisnis yang saya lakukan adalah merangkai nama. Kalau membuat nama, bisa dengan
memadukan dari nama orang tua. Misalnya, sang ibu bernama Ana, sedangkan
ayahnya Fitra, ya saya rangkai nama anaknya Nara .
Tapi kalau merangkai nama, contohnya Atika atau Ratih, dari dulu nama itu kan sudah ada, tinggal kita rangkai saja dengan
menambahkan kata-kata yang mempunyai makna,” katanya menjelaskan.
Bisa direvisi
“Target
market saya adalah kelas menengah atas. Sebab kalau kelas menegah bawah, buat
beli susu saja susah apalagi untuk membeli nama,” tambahnya. Maklum saja harga yang ditawarkan Ika untuk
jasa pembuatan nama bayi terbilang cukup mahal.
Menurut
wanita yang hobi menulis dan travelling ini,
harapan setiap orang tua untuk memberikan nama yang paling bagus, paling hebat,
dan paling unik seringkali membuat mereka kesulitan. Justru hal inilah yang
memudahkan Ika, karena secara psikologis ia tidak punya beban seperti itu. “Misalnya
ada orangtua yang ingin nama anaknya ini, maknanya ini, tinggal tulis saja
permintaannya seperti apa, saya tinggal merangkai. Kalau tidak cocok bisa
revisi,” katanya memberi pilihan.
Cara
pemesanan bisa dilakukan via email, website ataupun sms. Klien tinggal pilih
ingin pesan paket yang mana, kemudian uang ditransfer ke rekening yang telah
ditentukan, setelah itu baru nama dikirim. Bisa via email ataupun sms.
Berdasarkan pesanan selama ini, nama yang banyak dicari klien adalah nama-nama
Islam modern seperti Dava dan Rasya, dan kebanyakan digunakan untuk bayi
perempuan. “Jumlah karakter nama tidak mempengaruhi tarif pembuatan nama, yang
mempengaruhi adalah revisi,” tegas wanita lulusan Teknik Informatika ini.
Aneka kendala
Ika
menggunakan database khusus untuk
membuat nama bayi yang ia peroleh dari buku-buku dan internet. Bahasa yang
digunakan banyak sekali. “Jadi saya bikin kumpulan nama-nama secara komputerisasi. Untuk mencari arti nama
atau asal bahasa tinggal ketik saja,” lanjutnya.
Kendala
yang sering ditemui Ika adalah jika semua link
order dijawab TERSERAH oleh orang tua. “Saya tawarkan mau kata yang
bermakna apa? Memakai bahasa apa? Terus dijawab TERSERAH, itulah yang menjadi
kendala. Padahal itu ngefek banget buat
saya. Karena sebenarnya nama itu kan doa dan
harapan setiap orang tua untuk anak. Sayang aja kalau semuanya dijawab
terserah. Kasihan kan kalau ada anak
cantik tapi namanya nggak bagus dan maknanya nggak jelas, ” keluhnya seraya
tertawa.
Kendala
lain yang sering dihadapi, permintaan klien terlalu rumit dan aneh.
Biasanya nama yang disediakan Ika terdiri dari 3 suku kata. Tapi terkadang ada
klien yang meminta hingga 5 suku kata. “Kasihan anaknya kalau namanya kepanjangan.
Menurut saya 3 suku nama sudah cukup, dan tidak masalah jika belakangnya
ditambah nama orang tua,” jelas Ika. Melalui jasa pembuatan nama ini, Ika ingin
mengedukasi para orang tua, bahwa memberi nama untuk anak tidak boleh
sembarangan.
Sejak
awal buka, Ika mengaku hampir 80% kliennya adalah laki-laki, dan ia hampir
tidak pernah bertemu dengan kliennya. Meskipun begitu, ia masih menngunakan
kode etik. “Dalam hal ini nama yang saya berikan untuk klien tidak pernah ada
yang sama. Sesuai permintaan orang tua saja,” ucapnya yakin.
Foto: WebMD
No comments:
Post a Comment