Perkembangan teknologi canggih sering membuat kita merasa
gagap karena tanpa diikuti penjelasan ketika sebuah teknologi baru hadir. Salah
satunya adalah teknologi lampu menggunakan teknologi eye tracking seperti yang
dikembangkan oleh Opel. Nah bagaimana mekanisme
kerja teknologi tersebut? Simak penjelasannya berikut.
![]() |
Opel mengembangkan teknologi lampu menggunakan
teknologi eye tracking.
Obsesi terbaru dalam industri otomotif tidak lagi hanya
sebatas berhubungan dengan desain dan mein. Lebih dari itu, berbagai komponen
pendukung otomotif juga tak luput dari sasaran para pengenbang teknologi. Salah
satunya adalah lampu. Audi dan BMW telah mengembangkan teknologi laser yang
pertama, teknologi LED matrix pun sudah dikembangkan. Jadi teknologi apa lagi
yang saat ini sedang berkembang? Para teknisi Opel memiliki jawaban terhadap pengembangan
teknolgi lampu yang berikutnya. Yaitu eye-tracking.
Sepertia apa eye-tracking itu? Teknologi ini memungkinkan
pengemudi mengarahkan lampu mobil (headlamp) dengan mengunakan gerakan mata. Sebuah
teknologi yang nampak seperti khayalan. Namun bagi Opel hal tersebut adalah
kenyataan.
Para teknisi Opel
mengembangkan eye-tracking berbekal dengan webcam sederhana sebanyak 5 – 10
kamera kecil. Jadi sebenarnya bukan sebuah sistem yang kompleks. Webcam
difokuskan pada kepala pengemudi. Scan poin akan mendeteksi bagian-bagian wajah
pengemudi, Diantaranya, hidung, dan mata. Berikutnya akan mendeteksi gerakan
dan memperkirakan garis pandang pengemudi. Sistem ini akan menginterpretasikan
informasi yang diteruskan ke sistem aktuator elektronik yang berfungsi untuk
mengendalikan arah tuas proyektor headlamp.
Namun teknologi tersebut masih harus dikembangkan. Karen
belum menjadi sebuah solusi terbaik. Sebab penerimaan dan kalkulasi data masih
terlalu lama, dengan kata lain kecepatan rekam yang webcam belum memadahi.
Sehingga respon gerakan yang diberikan oleh lampu depan menjadi sering tertunda
atau terlambat. Tidak akurat dengan kondisi lika-liku jalan yang selalu
berubah-ubah. Sehingga teknologi ini masih harus diperbaiki.
Demi untuk menyempurnakan prototipe tersebut, Opel melakukan
optimalisasi parameter operasi kamera, serta mengadaptasikan alogaritma
eye-tracking. Solusinya, mereka melengkapi kamera dengan sensor infra merah
yang disinergikan dengan pusat foto dioda.
Berkat konfigurasi
ini, sistem dapat memindai gerakan mata pengemudi pada kecepatan lebih dari 50 kali per detik dalam
kondisi senja dan malam hari. Sehingga memungkinkan aktuator headlamp berekasi
menggerakkan sosrotan lampu pada satu titik seketika bahkan memungkinkan
gerakan horizontal dan vertikal.
Setelah kendala kecepatan rekam teratasi, ternyata muncul
masalah berikutnya. Saat mengemudi, bola mata pengemudi selalu bergerak dari
satu titik ke tiitik yang lain secara acak dan jepat. Gerakan mata seperti ini
sebenarnya adalah reflek alami yang secara tidak sadar dilakukan oleh
pengemudi. Akiatnya sorot lampu mubil menjadi terlalu tersentak kesana ke mari
dengan arah yang tidak menentu. Menggangu kenyamanan pandangan pengemudi
kendaraan lain di mobil yang datang dari arah berlawanan.
Opel kemudian melkukan modifikasi alogaritma delay canggih
yang memungkinkan sorotan cahaya lampu mobil bergerak dengan arah yang sesuai,
dan kecepatan yang sesuai cepat. Selain itu, eye-tracking juga tidak memerlukan
kalibrasi untuk setiap individu yang mengemudikan kendaraan. Tidak terpengaruh
oleh ukuran badan dan pustur tubuhnya.
Opel tentu tak akan pernah berhenti pada teknologi
eye-tracking. Sementara Anda terkagum-kagum dengan eye-tracking, tek nologi
canggih lain akan segera tersaji.
No comments:
Post a Comment