Sempat grounded diterjang krisis ekonomi,
pengrajin pesawat model ini mampu bangkit lagi dengan suntikan dana PT. Antam. Apalagi
sebagai souvenir atau cenderamata, miniatur pesawat ini tidak hanya dipesan kalangan maskapai penerbangan, tapi juga oleh masyarakat luas dan kolektor.
![]() |
Berbagai macam model pesawat terbang. |
Salah satu usaha
pembuatan miniatur model pesawat yang berpengalaman adalah Papatong Classic Model, Aircraft Models
& Souvenir , yang
berlokasi di desa Cikarawang, Kecamatan
Dramaga, Kab.Bogor. Melati Lestarini
dibantu Saefulloh, yang mengelola usaha
ini adalah generasi kedua dari
sang empu pembuat miniatur
pesawat Harto Alkarim, yang merintis usaha ini sejak 1986.
Semula Harto hanya membuat pesawat militer mini
untuk memenuhi pesanan TNI. Lama-kelamaan, ia banyak mendapatkan pesanan
miniatur pesawat komersial dari berbagai macam maskapai penerbangan. Bentuknya yang halus dan sangat mirip dengan pesawat aslinya membuat
kerajinan aircraft model ini disukai baik untuk hiasan maupun cinderamata. Ukurannya mulai dari 20 cm hingga 2 meter.
“Tahun
1998, usaha ini sempat terhenti karena krisis ekonomi. Baru
tahun 2000, kami bangkit kembali,” cerita Saefulloh . Saat ini paling tidak, setiap
bulan bisa memproduksi sekitar 200 pesawat. Garuda merupakan konsumen
terbesarnya, berikutnya Mandala. Setelah itu baru maskapai penerbangan
lainnya, termasuk Singapore Airlines.
Fokus pada 2 model
pesawat
Meski
jumlah pesawat yang diproduksi banyak, pada dasarnya mereka hanya membuat 2 model, yakni Airbus series dan Boeing series. “Garuda pernah memesan sampai
500 Airbus mini,” terangnya. Yang agak
sulit, adalah memenuhi pemesanan pesawat Boeing
737, karena memiliki beragam seri. Begitupun dengan Boeing 747. Yang membedakan hanya dari bentuk kepala
atau moncong pesawat. Salah
sedikit saja bisa berkibat fatal. Bisa jadi pemesan tidak mau terima.
Karena
itu dalam membuat pesawat ini harus teliti dan detil. Terutama saat pengerjaan
akhir. “Salah amplas saja, bisa berbeda modelnya. Jadi harus benar-benar
mengerti tentang jenis pesawat,” ucap Saeful yang sehari-harinya mengurusi finishing pesawat. Agar tak salah membuat
pesawat yang dikehendaki, cetakan yang digunakan
harus benar-benar sesuai dengan gambar atau foto yang ada di komputer. Dari foto di
komputer itulah kemudian, ia membuat perbandingan pesawat antara bentuk yang
mini dengan aslinya. Sampai didapat miniatur yang
persis menyerupai
aslinya.
Bahan baku
pembuatan pesawat, menggunakan fiber glass yang dicampur
resin dan zat katalis. Sebelum bahan-bahan tersebut dicampurkan, cetakan sudah disiapkan terlebih dulu. Tidak
serta-merta, satu pesawat hanya satu cetakan, tapi banyak cetakan. Karena itu
dalam proses produksinya,
ada yang khusus membuat badan pesawat, sayap pesawat, roda, ekor dan
sebagainya. Setelah semua bagian itu jadi, baru dirakit menjadi
satu pesawat utuh.
“Setiap orang mengerjakan bagiannya
masing-masing,” terang Saeful. Pesawat-pesawat
tersebut dikerjakan oleh 20 orang karyawan. Namun bila ada kerjaan membuat
pesawat dalam ukuran besar, Saeful biasa
memanfaatkan para tetangga rumahnya untuk ikut mengerjakan.
Kadang-kadang jumlahnya sampai 80 orang.
Tiga kali pinjaman
Harga
untuk masing-masing pesawat beragam. Tergantung jenis, model dan besar-kecil ukurannya. Selain dibentuk miniatur
seperti aslinya, ada beberapa pesawat model yang
dibuat dengan konsep sebagai asbak. Selain pesawat
model sebagai produk utamanya, Papatong juga membuat produk sampingan berupa topi atau gantungan kunci yang berhubungan
dengan pesawat.
Kebangkitan usaha pesawat model ini tak lepas dari jasa kemitraan antara Papatong dengan PT
Aneka Tambang (Antam). “Sejak tahun
2000 kami menjadi
mitra binaan Antam. Dalam kurun waktu
itu. Papatong memperoleh pinjaman dana ke pihak Antam tiga kali,”
terang Saefulloh. Masing-masing Rp 50 juta, dengan cicilan per
bulan Rp 2,3 juta untuk masa pengembalian selama 2 tahun dalam tiap peminjaman.
Selain mendapatkan dana pinjaman usaha melalui program PKBL PT Antam, Papatong
juga sering diikutsertakan dalam berbagai macam promosi. Baik itu
pameran maupun kegiatan lainnya.
Bahkan meski pinjamannya telah lama lunas menurut Saeful, pihaknya sampai sekarang masih sering
diikutsertakan dalam berbagai macam ajang pameran. Saeful tetap optimis usaha pembuatan pesawat model prospeknya tetap bagus. Apalagi, saingannya belum banyak. Kalaupun ada sekarang produk
dari China yang mulai membanjiri pasaran.
No comments:
Post a Comment