Aircraft Models & Souvenir: Boeing dan Airbus Laris Manis - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Saturday, January 12, 2019

Aircraft Models & Souvenir: Boeing dan Airbus Laris Manis


Sempat grounded diterjang krisis ekonomi, pengrajin pesawat model ini mampu bangkit lagi dengan suntikan dana PT. Antam. Apalagi sebagai souvenir atau cenderamata, miniatur pesawat ini  tidak hanya dipesan kalangan maskapai penerbangan, tapi juga oleh masyarakat luas dan kolektor.

Berbagai macam model pesawat terbang. 
Salah satu usaha pembuatan miniatur  model  pesawat yang berpengalaman  adalah Papatong Classic Model, Aircraft Models & Souvenir , yang berlokasi  di desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kab.Bogor.   Melati Lestarini dibantu Saefulloh,  yang mengelola usaha ini adalah  generasi  kedua dari  sang empu pembuat miniatur  pesawat  Harto Alkarim,  yang merintis usaha ini sejak 1986. 

Semula  Harto hanya membuat pesawat militer  mini  untuk memenuhi pesanan  TNI.  Lama-kelamaan,  ia  banyak mendapatkan pesanan miniatur  pesawat komersial  dari berbagai macam maskapai penerbangan.  Bentuknya yang halus dan sangat mirip dengan pesawat aslinya membuat kerajinan aircraft model ini disukai  baik untuk hiasan maupun cinderamata. Ukurannya mulai dari 20 cm hingga 2 meter.

“Tahun 1998, usaha ini  sempat terhenti karena krisis ekonomi. Baru tahun 2000, kami bangkit  kembali,” cerita Saefulloh . Saat ini paling tidak, setiap bulan bisa memproduksi sekitar 200 pesawat. Garuda merupakan konsumen terbesarnya,  berikutnya  Mandala. Setelah itu baru maskapai penerbangan lainnya, termasuk  Singapore Airlines.

Fokus pada  2 model pesawat

Meski jumlah pesawat yang diproduksi banyak, pada dasarnya mereka hanya membuat 2 model, yakni  Airbus  series dan Boeing series. “Garuda pernah memesan sampai 500 Airbus mini,” terangnya. Yang agak sulit, adalah memenuhi pemesanan pesawat Boeing 737, karena memiliki beragam seri. Begitupun dengan Boeing  747. Yang membedakan hanya dari bentuk kepala atau moncong pesawat. Salah sedikit saja bisa berkibat fatal. Bisa jadi pemesan  tidak mau terima.

Karena itu dalam membuat pesawat ini harus teliti dan detil. Terutama saat pengerjaan akhir. “Salah amplas saja, bisa berbeda modelnya. Jadi harus benar-benar mengerti tentang jenis pesawat,” ucap Saeful yang sehari-harinya mengurusi  finishing pesawat. Agar tak salah membuat pesawat yang dikehendaki,  cetakan yang digunakan  harus benar-benar sesuai dengan gambar atau foto yang ada di komputer. Dari foto di komputer itulah kemudian, ia membuat perbandingan pesawat antara bentuk yang mini dengan aslinya. Sampai didapat miniatur  yang persis menyerupai aslinya.
  
Bahan baku pembuatan pesawat, menggunakan fiber glass yang dicampur  resin dan zat katalis. Sebelum bahan-bahan tersebut dicampurkan,  cetakan sudah disiapkan  terlebih dulu. Tidak serta-merta, satu pesawat hanya satu cetakan, tapi banyak cetakan. Karena itu dalam proses produksinya, ada yang khusus membuat badan pesawat, sayap pesawat, roda, ekor dan sebagainya. Setelah semua bagian itu jadi, baru dirakit menjadi satu pesawat utuh.

Setiap orang mengerjakan bagiannya masing-masing,” terang Saeful. Pesawat-pesawat tersebut dikerjakan oleh 20 orang karyawan. Namun bila ada kerjaan membuat pesawat dalam ukuran besar, Saeful biasa  memanfaatkan para tetangga rumahnya untuk ikut mengerjakan. Kadang-kadang jumlahnya sampai 80 orang.

Tiga kali pinjaman

Harga untuk masing-masing pesawat beragam. Tergantung jenis, model dan besar-kecil ukurannya. Selain dibentuk miniatur seperti aslinya, ada beberapa pesawat model yang dibuat dengan  konsep sebagai asbak. Selain pesawat model sebagai produk utamanya,  Papatong  juga membuat  produk sampingan  berupa  topi atau gantungan kunci yang berhubungan dengan pesawat.

Kebangkitan usaha pesawat model ini tak lepas dari  jasa kemitraan antara Papatong dengan  PT Aneka Tambang (Antam).  “Sejak tahun 2000 kami menjadi mitra binaan Antam. Dalam kurun waktu itu. Papatong memperoleh  pinjaman dana ke pihak Antam tiga kali,” terang Saefulloh.  Masing-masing Rp 50 juta, dengan cicilan per bulan Rp 2,3 juta untuk masa pengembalian selama 2 tahun dalam tiap peminjaman. Selain mendapatkan dana pinjaman usaha melalui program PKBL PT Antam, Papatong juga  sering diikutsertakan dalam berbagai macam promosi. Baik itu pameran maupun kegiatan lainnya.

Bahkan meski pinjamannya telah lama lunas menurut Saeful,  pihaknya sampai sekarang masih sering diikutsertakan dalam berbagai macam ajang pameran.  Saeful tetap optimis usaha pembuatan  pesawat model  prospeknya tetap bagus. Apalagi, saingannya  belum banyak. Kalaupun ada sekarang produk dari China yang mulai membanjiri pasaran.

No comments:

Post a Comment