Menanam jambu biji cukup menguntungkan
karena bisa dipanen tiap 2-3 hari sekali. Selain itu, pola tanam jambu juga
bisa ditumpangsari dengan cukong alias pucuk singkong atau tanaman pepaya.
Pendapatan pun berlipat, seperti yang dinikmati Maman Lesmana, ketua Gapoktan, Sukaresmi,
Bogor.
Selain dijual sebagai buah meja, jambu biji merah juga bisa dipasarkan dalam bentuk minuman jus. |
Pembinaan
dan pengembangan agribisnis jambu biji ini merupakan salah satu kegiatan dari
BKM yang didanai oleh PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri.
Sejak tahun 2000 para petani Sukaresmi mulai menanam jambu biji. Maman Lesmana,
salah satu petani mengaku, dulu para
petani di situ lebih banyak menanam palawija. Sayangnya, alih fungsi lahan
sawah dan ladang menjadi perumahan di sekitar wilayah itu menyebabkan makin
sulitnya air untuk mengairi lahan.
Tak Butuh Banyak Air
Komoditas
jambu biji dipilih karena terbukti paling cocok dengan kondisi tanah dan
agroklimat daerah tersebut. Total lahan Kelurahan Sukaresmi sekitar 98 hektar.
Lahan yang ditanami jambu biji kira-kira 10 hektar. Jumlah petani jambu di
wilayah ini sekitar 90 orang. Menanam jambu biji gampang. Tak butuh banyak air. Penyiraman dilakukan
ketika pohon masih kecil. Kalau sudah berbuah, penyiraman cukup dilakukan saat
musim kemarau saja. Itupun cukup disiram seminggu sekali. Saat musim hujan
tiba, penyiraman nyaris tak dilakukan.
Penanaman
bibit di lahan dengan jarak tanam 5 m x 5 m atau 7 m x 7 m. Delapan bulan
kemudian tanaman sudah bisa menghasilkan buah. Ketika masih belajar berbuah
hanya 4-6 buah yang muncul. Tapi kalau sudah berusia lima tahun tanaman akan
mencapai puncak produksi. Satu pohon bisa menghasilkan 15-20 kg saat panen. Berikutnya,
buah akan terus muncul hingga tanaman mencapai umur 15 tahun, bahkan lebih. “Asal
rawatan bagus, buahnya banyak,” kata Maman, ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sukaresmi.
Kunci
utama perawatan adalah pemupukan. Maman selalu menggunakan pupuk kandang berupa
kotoran kambing. Sekali memupuk satu pohon bisa menghasilkan satu pikul pupuk (berisi
50-70 kg). Pemupukan dilakukan 3-4 bulan sekali. Selain itu, penyemprotan juga
bisa dilakukan sebulan sekali untuk mengurangi adanya hama.
Pembungkusan
buah, untuk menghindari serangan lalat buah, menjadi kunci keberhasilan panen. Kalau buah
sudah muncul dan besarnya seperti bulatan bakso, saatnya dilakukan pembungkusan. Bahannya bisa kertas
koran atau plastik bening. Hasilnya,
buah pun mulus dan bersih dari ulat. “Kalau tidak dibungkus, kelihatannya
bagian luar mulus, tapi begitu dibuka bagian dalamnya penuh ulat,” tutur Eniek.
Tumpang sari
Karena
jarak tanam lumayan lebar, Maman menanami
lahan di antara jambu dengan tanaman pepaya dan pucuk singkong. Pucuk singkong
maksudnya menanam bagian pucuk dari batang tanaman singkong untuk dipanen
daunnya tiap 40 hari sekali. “Kemarin baru panen, dapat Rp 1,5 juta dari cukong
(pucuk singkong) saja,” kata Maman.
Kalau
tiba waktunya panen jambu biji, Maman makin semringah. Dari lahan dua hektar
miliknya, sekali panen ia bisa memperoleh minimal setengah ton jambu. Kalau
panen raya, Januari dan September-Oktober , Maman bisa memperoleh 2-3 ton.
Harga di tingkat petani saat panen raya mencapai Rp. 1500 – Rp. 2000/ kg. Dari
harga itu biasanya harga di pengecer mencapai Rp. 7.000 – Rp. 10.000.
Di
luar panen raya harga jambu di petani bisa tembus sampai Rp. 3000 – Rp. 4000/
kg. Harga tersebut adalah harga petik langsung di pohon. Maman tinggal menerima
pembayaran bersih. Ongkos buruh petik ditanggung oleh bos pemetik atau
pengepul. Tentu saja harga di pengecer akan lebih mahal lagi.
Pepaya
juga tampak di sela jambu dan cukong. Jumlahnya tak banyak, tapi cukup untuk
menambah penghasilan. Jenisnya pepaya California dan Hawai. Keduanya cocok
ditanam di wilayah Bogor. Jadi, Maman memperoleh tiga pintu rejeki dari lahan
yang sama, yaitu dari jambu biji, cukong, dan pepaya.
No comments:
Post a Comment