Pertanian Tumpang Sari: Rezeki dari Cukong, Pepaya & Jambu Biji - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Monday, March 4, 2019

Pertanian Tumpang Sari: Rezeki dari Cukong, Pepaya & Jambu Biji


Menanam jambu biji cukup menguntungkan karena bisa dipanen tiap 2-3 hari sekali. Selain itu, pola tanam jambu juga bisa ditumpangsari dengan cukong alias pucuk singkong atau tanaman pepaya. Pendapatan pun berlipat, seperti yang dinikmati  Maman Lesmana, ketua Gapoktan, Sukaresmi, Bogor.

Selain dijual sebagai buah meja, jambu biji merah juga bisa dipasarkan dalam bentuk minuman jus.

Bila mengunjungi Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Anda akan melihat  kumpulan pohon jambu biji, utamanya  jenis jambu getas merah di sana sini. Biasanya buah dipetik ketika masih mengkal alias setengah matang. Selanjutnya, para pengepul akan  menjual hasil panen petani itu ke berbagai wilayah, antara lain Jakarta, Tangerang, Bandung, Bekasi, dan sekitarnya. “Yang masih mengkal  dikirim ke supermarket. Buah itu kira-kira matang tiga hari kemudian. Yang sudah matang  dikirim ke pabrik jus,” tutur Eniek Mustika, koordinator BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) Sukaresmi.


Pembinaan dan pengembangan agribisnis jambu biji ini merupakan salah satu kegiatan dari BKM yang didanai oleh PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri. Sejak tahun 2000 para petani Sukaresmi mulai menanam jambu biji. Maman Lesmana, salah satu petani mengaku,  dulu para petani di situ lebih banyak menanam palawija. Sayangnya, alih fungsi lahan sawah dan ladang menjadi perumahan di sekitar wilayah itu menyebabkan makin sulitnya air untuk mengairi lahan.

Tak Butuh Banyak Air

Komoditas jambu biji dipilih karena terbukti paling cocok dengan kondisi tanah dan agroklimat daerah tersebut. Total lahan Kelurahan Sukaresmi sekitar 98 hektar. Lahan yang ditanami jambu biji kira-kira 10 hektar. Jumlah petani jambu di wilayah ini sekitar 90 orang. Menanam jambu biji  gampang. Tak butuh banyak air. Penyiraman dilakukan ketika pohon masih kecil. Kalau sudah berbuah, penyiraman cukup dilakukan saat musim kemarau saja. Itupun cukup disiram seminggu sekali. Saat musim hujan tiba, penyiraman nyaris tak dilakukan.


Penanaman bibit di lahan dengan jarak tanam 5 m x 5 m atau 7 m x 7 m. Delapan bulan kemudian tanaman sudah bisa menghasilkan buah. Ketika masih belajar berbuah hanya 4-6 buah yang muncul. Tapi kalau sudah berusia lima tahun tanaman akan mencapai puncak produksi. Satu pohon bisa menghasilkan 15-20 kg saat panen. Berikutnya, buah akan terus muncul hingga tanaman mencapai umur 15 tahun, bahkan lebih. “Asal rawatan bagus, buahnya banyak,” kata Maman,  ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sukaresmi.

Kunci utama perawatan adalah pemupukan. Maman selalu menggunakan pupuk kandang berupa kotoran kambing. Sekali memupuk satu pohon bisa menghasilkan satu pikul pupuk (berisi 50-70 kg). Pemupukan dilakukan 3-4 bulan sekali. Selain itu, penyemprotan juga bisa dilakukan sebulan sekali untuk mengurangi adanya hama.

Pembungkusan buah, untuk menghindari serangan lalat buah,  menjadi kunci keberhasilan panen. Kalau buah sudah muncul dan besarnya seperti bulatan bakso, saatnya  dilakukan pembungkusan. Bahannya bisa kertas koran atau  plastik bening. Hasilnya, buah pun mulus dan bersih dari ulat. “Kalau tidak dibungkus, kelihatannya bagian luar mulus, tapi begitu dibuka bagian dalamnya penuh ulat,” tutur Eniek.

Tumpang sari

Karena jarak tanam lumayan lebar,  Maman menanami lahan di antara jambu dengan tanaman pepaya dan pucuk singkong. Pucuk singkong maksudnya menanam bagian pucuk dari batang tanaman singkong untuk dipanen daunnya tiap 40 hari sekali. “Kemarin baru panen, dapat Rp 1,5 juta dari cukong (pucuk singkong) saja,” kata Maman.

Kalau tiba waktunya panen jambu biji, Maman makin semringah. Dari lahan dua hektar miliknya, sekali panen ia bisa memperoleh minimal setengah ton jambu. Kalau panen raya, Januari dan September-Oktober , Maman bisa memperoleh 2-3 ton. Harga di tingkat petani saat panen raya mencapai Rp. 1500 – Rp. 2000/ kg. Dari harga itu biasanya harga di pengecer mencapai Rp. 7.000 – Rp. 10.000.

Di luar panen raya harga jambu di petani bisa tembus sampai Rp. 3000 – Rp. 4000/ kg. Harga tersebut adalah harga petik langsung di pohon. Maman tinggal menerima pembayaran bersih. Ongkos buruh petik ditanggung oleh bos pemetik atau pengepul. Tentu saja harga di pengecer akan lebih mahal lagi.

Pepaya juga tampak di sela jambu dan cukong. Jumlahnya tak banyak, tapi cukup untuk menambah penghasilan. Jenisnya pepaya California dan Hawai. Keduanya cocok ditanam di wilayah Bogor. Jadi, Maman memperoleh tiga pintu rejeki dari lahan yang sama, yaitu dari jambu biji, cukong, dan pepaya.

No comments:

Post a Comment