Di tangan Andi Purnawan
Putra (41th) dari pusat kerajinan Pensil Terbang, Yogya, lilin tak sekedar sebagai alat penerang atau asesori
kue ulang tahun. Tapi muncul dalam berbagai macam bentuk yang menyimpan
keunikan dan kecantikan. Tampilan pewarnaannya serba ngejreng nan segar.
![]() |
Aneka produk lilin hias. |
Anda akan tertegun melihat aneka produk lilin
berbentuk kue, replika patung, sandal, sepatu, boneka, bunga dan buah. Buah belimbing misalnya,
dibuat sesuai ukuran aslinya, dengan detail tekstur dan tampilan sebenarnya. Pewarnaannya pun didesain sedemikian rupa
sehingga menampilkan layaknya buah ranum yang enak disantap. Juga yang berbentuk kue pisang,
jika dilihat sepintas, akan sulit dibedakan apakah itu kue beneran atau lilin.
Lilin-lilin unik itu dibuat dalam beragam
ukuran, mulai yang mini sekitar 5 sampai 10 cm hingga yang
raksasa berukuran 1 sampai 2 m. Di show-room Pensil Terbang, di Prawirodirjan GM
2/ 673 Yogyakarta, tak kurang dari 500 macam desain lilin kreatif diproduksi.
“Sebagian besar konsumen membeli produk ini
bukan untuk digunakan sebagai alat penerangan semata, melainkan untuk hiasan
kamar, kado ultah atau perkawinan”, jelas Andi pemilik usaha kerajinan lilin Pensil
Terbang.
Pasar ekspor besar
Lewat tangan kreatif Andi,
lilin yang
bagi kebanyakan orang sekadar alat penerangan cadangan, diubah menjadi aneka hiasan
atau assessoris ruangan bahkan untuk media terapi maupun perangkat meditasi. Semua produk
lilin ini dibuat dengan sistem cetak. Untuk membuat
lilin buah belimbing, terlebih dahulu
membuat cetakan berbentuk buah belimbing. Bahan baku parafin ditambah picman (pewarna berbasis minyak)
dipanaskan hingga mencair. Kemudian dituangkan dalam cetakan yang sebelumnya
dipasang benang katun untuk sumbu.
Andi memulai usaha lilin hias ini sejak tahun 1997.
Semula yang diproduksi sebatas lilin konvensional berwarna –warni. Tahun 1999
mengembangkan produk lilin kreatif dengan beragam desain dan warna. Kemudian sejak
lima tahun lalu, mulai mendesain lilin untuk interior ruang yang dibuat atas dasar pesanan.
Sebagai sebuah usaha rumahan, Pensil
Terbang sempat mengalami kejayaan pada sekitar
2004 – 2006. Sebagian besar produknya saat itu untuk pasar ekspor Amerika, Spantol,
Australia, Perancis dan Jepang. Dalam sebulan kala itu, Andi mampu meraih omzet senilai Rp 125 juta/bulan. “Untuk ukuran usaha kecil, hasil sebesar itu menurut saya termasuk
lumayan”, jelas pria yang saat ini tercatat sebagai staf pengajar di STPI dan konsultan Kantor Pemberdayaan Masyarakat
Miskin Kota (KPMP) Yogyakarta itu.
Gemar berbagi ilmu
Andi tak mau serakah
mengeuk rezeki sendiri. “Sejak Pensil Terbang berkembang, Mas Andi tak hanya fokus dengan usahanya
sendiri, melainkan melakukan pelatihan pada orang-orang yang ingin belajar
padanya. Jika dihitung ribuan orang yang sudah belajar membuat lilin kreatif
padanya. Setelah bisa mereka dilatih membuat usaha sendiri”, ujar Gandung (39
th) salah seorang perajin lilin yang juga pernah belajar pada Andi.
Paska tahun 2006 banyak perajin lilin bermunculan. Ini tak lepas dari jasa Andi. Hampir semua perajin lilin kreatif yang sekarang eksis di kota ini, adalah mereka
yang pernah belajar pada Andi. Di Yogyakarta, nama Andi
Purnawan bisa dibilang perintis usaha lilin kreatif sekaligus pengusaha yang
paling gemar menularkan ilmu. Sampai sekarang Andi kerap diminta oleh berbagai
istansi maupun lembaga swasta untuk menjadi instruktur wirausaha, terutama kerajinan
lilin.
Saat ini Pensil
Terbang mengkoordinir tujuh tempat usaha tersebar di kawasan Jogja, l dengan total karyawan 10 orang. Saat ini pemasarannya
lebih difokuskan pasar domestik. Selain di show-room sendiri, juga dibantu sepuluh
toko yang ada di kawasan Kota Jogja. Tak ketinggalan Andi juga memanfaatkan internet untuk pemasaran lewat websitenya : pensilterbang.com.
“Saat ini saya menjual 300 hingga 400 item produk. Jika dinilai
rupiah nggak sampai sepuluh juta rupiah. Tapi yang membuat hati bahagia bukan
itu, melainkan muncul dan berkembangnya puluhan perajin lain. Bahkan ada salah
satu anak didik saya yang sukses mengembangkan kerajinan lilin hias di Malaysia”,
katanya bangga.
No comments:
Post a Comment