Pasien gagal ginjal
atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) datang ke dokter biasanya sudah terlambat.
Mereka tidak mengetahui bahwa ginjalnya sudah bermasalah atau rusak. Setelah
ditelusuri, ternyata sang pasien punya riwayat tekanan darah tinggi atau
hipertensi, dan gula darah yang tak terkontrol atau diabetes. Atau bisa jadi
keduanya, diabetes dan hipertensi.
![]() |
Ilustrasi pemeriksaan gula darah (Istimewa) |
Data ini terbukti dari
catatan Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI). Hipertensi dan diabetes
menjadi ancaman terbesar pasien terkena komplikasi gagal ginjal.
"Diabetes dan
hipertensi masih menjadi penyebab tertinggi gagal ginjal. Diabetes menyumbang
25 persen dan hipertensi 45 persen seseorang terkena gagal ginjal," kata
Ketua Umum PB
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) dr. Aida Lydia, PhD., Sp.PD-KGH,
dalam konferensi pers, Rabu (13/3).
Ada juga penyebab
lainnya seperti radang ginjal, meningkatnya penyakit metabolik, dan obesitas.
Penyakit ginjal bisa disebabkan kelainan yang mengenai organ ginjal yang timbul
akibat berbagai faktor, misalnya infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit
metabolik atau degeneratif, dan lain-lain.
"Penyakit ginjal
kronik, biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya menahun.
Pada awalnya tidak
ditemukan gejala yang khas sehingga penyakit ini sering terlambat
diketahui," ungkapnya.
Faktor risiko lain
seperti glomerulonefritis, penyakit autoimun, merokok, dan lain-lain.
Pencegahan PGK dapat dilakukan melalui pencegahan primer dan sekunder.
Pencegahan primer yaitu program skrining yang bertujuan untuk mendeteksi
masyarakat yang berisiko terkena penyakit ginjal. Sedangkan pencegahan sekunder
dimaksudkan untuk mencegah para penderita PGK mengalami penurunan fungsi
ginjal yang lebih berat lagi, sehingga dapat mengurangi jumlah pasien yang
harus menjalani terapi pengganti ginjal.
Oleh karena itu sangat
penting untuk mengenali faktor risiko penyakit ginjal. Faktor risiko ini dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi (dapat
diubah) dan yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor risiko tidak
dapat dimodifikasi yakni riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, kelahiran
prematur, usia tua. Lalu faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti diabetes
(tipe 2), hipertensi, konsumsi obat yang toksik untuk ginjal di antaranya obat
penghilang nyeri, dan Napza.
"1 dari 10 orang
di dunia mengalami PGK. Angka kematian dari tahun ke tahun meningkat. Yang cuci
darah tahun 2016 ada 52 ribu lebih pasien dan tahun 2017 angkanya naik
bertambah ada pasien baru 30 ribu lebih orang, tentu ini harus menjadi
perhatian dunia," ujarnya.
No comments:
Post a Comment