Perusahaan riset pasar berbasis teknologi Neuroscience dan
Artifical Intelegence (AI) mengatakan, peralihan kebutuhan masyarakat terhadap
keluasan pengalaman mendorong pengeluaran masyarakat membeli produk elektronik
gadget dan data.
![]() |
Ilustrasi (Pixabay) |
“Konsumen berbagi pengalaman dan momen penting dalam hidup
mereka di instagram, Facebook, dan media sosial lainnya,” kayak Managing
Director Neurosensum Rajiv Lamba di hotel Westin Jakarta, Selasa (8/5).
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada 1.000 orang
pada bukan Maret hingga April 2018, kata Rajiv, pengeluaran kategori telepon
seluler naik sebesar 21 persen atau 1,2 kali lipat dalam 2 tahun terakhir.
Sedangkan untuk gadget elektronik naik 50 persen atau 1,5 kali lipat dalam 2
tahun terakhir.
Menurutnya, berkembangnya keinginan mendapatkan pengalaman
baru dan adanya kebutuhan untuk berbagi melalui sosial media telah memicu
pertumbuhan penggunaan data internet.
“Rata-rata masyarakat menghabiskan lebih dari 5 jam di media
sosial. Pangsa pasar untuk kategori seluler dan broadband naik hampir 2 kali
lipat dalam 2 tahun terakhir,” tandasnya.
Rajiv menyebut, dari hasil risetnya, perusahaan ritel
mengalami ancaman ganda. Pasalnya, masyarakat menurunkan jumlah konsumsi atau
berpindah kepada merek yang lebih terjangkau karena adanya pergeseran pola
konsumsi.
Di sisi lain, lanjutnya, perusahaan ritel juga menghadapi
tantangan dengan kemunculan berbagai merek lokal yang mengambil pangsa pasar
dari merek-merek lama yang sudah mapan di pasaran.
“Riset ini menunjukkan bahwa konsumen bersedia untuk membeli
merek baru ketika ada penawaran unik atau pengalaman berbeda yang belum
diberikan merek biasanya,” tandasnya.
No comments:
Post a Comment