Nasi Goreng Hijau: Cukup Beli Sachet Bumbu Racikan - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Monday, February 11, 2019

Nasi Goreng Hijau: Cukup Beli Sachet Bumbu Racikan


Persyaratan dan modal yang fleksibel menjadi salah satu senjata yang digunakan Muhidin Yunus dalam memasarkan kemitraan Nasi Goreng Hijau. Mitra cukup membeli sachet racikan bumbu yang diinginkan.

Nasi Goreng ijau (Teguh)
Bisnis kuliner termasuk salah satu bidang  yang membutuhkan ketrampilan khusus, memakan waktu dan tenaga yang tak sedikit.  Untuk memulai usaha kuliner, pemilik harus selalu siaga di kedainya.  “Di zaman serba sulit seperti ini banyak orang yang ingin punya usaha sendiri.  Tapi umumnya mereka takut memulai.  Kondisi seperti ini sebenarnya adalah peluang.  Kemitraan yang fleksibel dan tidak membebani dan mudah dilakukan sangat cerah peluangnya,” tutur Muhidin Yunus pemilik Nasi Goreng Hijau

Nah, peluang inilah yang ditangkap Yunus dengan penawaran bumbu masak siap saji. Anda yang tertarik menggeluti bisnis kuliner tak perlu lagi harus memiliki skill khusus meracik menu, juga soal tenaga dan ketersediaan waktu.  Semua menjadi fleksibel dan praktis.  Biaya operasional bisa lebih dihemat. Bentuk usahanya pun menjadi sederhana.  Sehingga prediksi untung-rugi bisa dihitung secara pasti dan mudah.

Bumbu pengganti koki
   
Tahun 1990  Yunus  bekerja di Restoran Bakmi  Gajah Mada.  Kurang lebih sekitar 8 tahun ia menjadi koki di restoran tersebut. Melihat kawan satu levelnya keluar dari restoran tersebut dan sukses memulai usaha,  memotivasi  Yunus mengikuti jejak.  Merasa cukup pengalaman meramu masakan, kemudian ia  memberanikan diri membuka usaha sendiri. 
   
Tahun 2006  ia mendirikan rumah makan pertama,  Bakmi Kembang.  Berlokasi di kawasan Kembangan, Jakarta Barat.  Dalam mengembangkan usahanya dan muncullah ide membuat rumah makan dengan menu andalan Nasi Goreng Hijau. Gerai nasi goreng hijau yang pertama berlokasi di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Di kedainya  sehari ia dapat menjual sekitar 200 porsi.  Cara penjualanya dilakukan dengan brosur.  Menembus perkantoran.  Brosur harus tepat sasaran.  Omzet setiap bulan yang ia perolah berkisar Rp 60 juta – 70 juta.

Pengembangan usaha berikutnya dilakukan dengan penawaran kemitraan,  menjual racikan  bermacam-macam bumbu masakan dalam kemasan sachet kepada para mitra usahanya. Saat ini, Yunus telah bekerjasama dengan CFC sebagai pemasok bumbu ayam goreng.

“Bumbu buatan saya ini bisa menggantikan keberadaan koki atau juru masak.  Hanya dengan membaca buku manual yang saya berikan, siapa saja bisa memulai usaha kuliner secara gampang,” kata Pria kelahiran Banjar, Ciamis, Jawa Barat itu. 

Model simulasi usaha

Pengembangan penawaran kemitraan yang fleksibel  ini  dapat lebih mempermudah dalam melakukan control costing operasional. Calon mitra hanya perlu mempelajari aturan pakai yang telah tercantum dalam buku manual.  Bila kurang jelas, mitra juga bisa berkonsultasi dengan Yunus melalui telpon.  “Mereka sudah bisa menghasilkan menu yang memiliki standarisasi dan kualitas rasa yang tak kalah dengan nasi goreng ataupun masakan kuah direstoran ternama.”

Biasanya setelah melakukan survey lokasi calon mitra untuk memperkirakan kapasitas produksi awal,   Yunus akan memberi stok persediaan  bahan baku selama 1 minggu.  Melalui simulasi tersebut, mitra akan terhindar dari kerugian.  “Memulai bisnis kuliner itu kuncinya pada saat memulai.  Kalau sudah benar, biasanya akan terus bergulir, selanjutnya  konsumennya akan semakin bertambah,” paparnya.

Tak hanya itu, ia juga  akan membimbing calon mitra dalam mempersiapkan setting rumah makan dan peralatan.  “Kebutuhan dan macam peralatan harus disesuaikan dengan kapasitas dan jenis menu yang dijual.  Jadi tidak bisa saklek dan harus luwes.  Saya tidak ingin membebani mitra,” katanya. Mitra akan didukung dari sisi pemilihan bahan baku dan kontrol kualitas.  Supervisi dilakukan 1 bulan sekali.  Biaya akomodasi ditanggung oleh mitra yang bersangkutan. Saat ini ia telah memiliki 7 mitra.  Berlokasi di Lenteng Agung, Makassar, Kelapa Gading dan di Kawasan Darma wangsa , Jakarta Barat. 

No comments:

Post a Comment