Kepopuleran aksi para artis Korea yang belakangan ini
digandrungi remaja Indonesia, mestinya juga membuat bangga warga Desa Karangbanjar, Purbalingga, Jawa
Tengah. Bisa jadi aneka wig cantik, atau bulu mata lentik yang dipakai
para artis K-Pop itu hasil karya tangan mereka.
Benar. Berkat campur tangan pengusaha Korea, sejak tahun 1976 Desa Karangbanjar kini
dikenal sebagai sentra produksi rambut
palsu.
![]() |
Rambut palsu dibuat dari rambut asli dan sintesis. |
Awalnya
penduduk Karangbanjar mengolah rambut menjadi sanggul dan cemara, Kini pabrik
rambut yang bertebaran di kabupaten tersebut menghasilkan produk berupa rambut
palsu atau wig, bulu mata, bahkan boneka manekin berhias rambut palsu.
Sudiro
Kusumobroto, Ketua Forum Komunikasi Perusahaan Rambut Purbalingga menuturkan
saat ini terdapat 17 pengusaha bulu mata dan 13 perusahaan penghasil wig. Dari
30 perusahaan tersebut, 20 di antaranya merupakan PMA (Penanaman Modal Asing)
dan sebagian besar milik orang Korea. Industri ini berhasil menyerap 38.000
tenaga kerja dari Kabupaten Purbalingga dan sekitarnya. Selain itu, perusahaan
yang sudah menerapkan sistem plasma berhasil menyerap 18.000 tenaga outsourcing.
Yang menarik, dari jumlah tenaga kerja di bidang ini , 90% merupakan
kaum perempuan. “Umumnya wanita karena pekerjaan padat karya berupa kerajinan.
Tenaga laki-laki biasanya di bagian
finishing, lem, packing (pengemasan), dan satpam. Tapi sekarang mulai
dilatih tenaga laki-laki untuk membantu bagian produksi,” tutur Diro yang juga
menjabat sebagai Direktur PT. Yuro Mustika, perusahaan penghasil rambut palsu
atau wig dan boneka manekin.
Rambut
palsu dibuat dari rambut asli dan sintesis. Hingga kini mereka masih mengimpor
bahan baku berupa rambut asli dari India sebanyak 1,5 ton/bulan. Sementara rambut sintesis diimpor dari Jepang 500 kg/
tahun. Untuk bahan baku lokal, mereka menerima rambut asli dari Sragen dan
Madura.
Permintaan
wig rambut asli lebih tinggi. Boneka manekin juga menggunakan rambut asli. Untuk
pembuatan wig rambut asli mereka menggunakan bahan baku sebanyak 180 gram per
pieces. Sementara rambut sintesis cukup menggunakan 90-110 gram bahan baku. “Boneka
ini untuk praktek memotong rambut. Dipakai 1-2 kali lalu dibuang,” kata Diro.
Pasar
terbesar yaitu Korea dan Amerika Serikat. Tiap bulan perusahaan ini menghasilkan
4000 pieces boneka manekin dan 25.000
pieces wig. Harga manekin rata-rata 35 US $ sementara wig dijual seharga 75 US
$. Hingga kini, perusahaan terus mengembangkan aneka model dan warna wig sesuai
permintaan pasar kedua negara tersebut.
Sumber: Majalah IdeBisnis
Foto: Majalah IdebIsnis
No comments:
Post a Comment