Instan Hijriah: Lidah Buaya Instan Rasa Jahe - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Thursday, February 7, 2019

Instan Hijriah: Lidah Buaya Instan Rasa Jahe


Lidah buaya alias aloevera kini tak lagi hanya dikonsumsi dalam bentuk cooktail daging batangnya. Instan Hijriah menyajikan dengan  cara lain, yakni  dalam kemasan instan bercita rasa jahe dan kencur.  Anda tinggal menyeduh atau melarutkan dalam air.  

Lidah buaya rasa jahe.
Sebelum memperkenalkan  lidah buaya  instan tahun 2005,  Mahwiyah  pemilik Instan Hijriah  dikenal sebagai penjual jahe seduh di depan Kantor Polda, Pontianak.  “Bahan baku jahe seduh masih tergantung dari kiriman sepupu saya dari Jawa,” tutur wanita asal Jombang, Jawa Timur itu.  Karena minuman jahe banyak diminati, lantas Mahwiyah mengembangkan dengan produk lain yakni  aloevera.  “Kalau disajikan  polosan rasa aloevera  seperti minum gula biasa.  Makanya saya kombinasikan dengan jahe,” tuturnya.  Untuk memulai usaha barunya ia menyisihkan uang tabungannya Rp 1 juta sebagai modal awal.

Pada tahun 2006, Mahwiyah ikut serta dalam pameran yang diselenggarakan di Mega Mall Pontianak. Dalam pemeran tersebut ia menyediakan sebuah dispenser untuk sampel.  Dengan demikian pengunjung dapat mencicipi produk hasil olahannya.  Berkat pameran tersebut, jahe  - aloevera ,  kencur dan temu lawak racikannya banyak diminati pengunjung.  Usai ikut serta dalam pameran tersebut, Mahwiyah banyak mendapat order.  Ia mengaku mampu meraup omzet  Rp 20 juta/bulan.  Aloevera instan dijual seharga Rp 8.000 / kemasan, Kunyit putih instan seharga Rp 9.000 / kemasan, dan Pace instan Rp 8.000 / kemasan. 

Langkah berikutnya,  ia  mendaftarkan produknya agar memiliki IPRT.  Setelah mengantungi izin tersebut, produk bisa beredar di toko dan supermarket.  “Produk saya sudah tersebar di kawasan Sintang, NTT, Kalimantan Timur, Sumatera, Jawa Tengah dan Surabaya,” ujarnya.  Sementara itu, soal bahan baku, wanita kreatif ini mengaku memiliki beberapa pemasok dari  beberapa daerah.  Misalnya, pemasok aloevera  dari Pontianak.  Sedangkan pemasok kencur dan jahe  dari Lampung. 

Selama menjalankan usaha, kendala yang dihadapi yaitu dalam hal pengemasan.  “Sampai saat ini saya masih menggantungkan diri pada pasokan kemasan dari Jakarta,” imbuhnya.  Selain kemasan, ia juga mengaku terkendala oleh mesin penggiling atau pemeras.  Setiap hari ia memeras bahan baku dengan mengandalkan  blender.  Lantaran keterbatasan modal ia belum mampu membeli mesin berkapasitas produksi banyak. 

No comments:

Post a Comment