Itu hanya satu contoh dari
sekian banyak jenis undangan unik kreasi Budi Dwi Hariyanto. Di tangannya barang biasa dibuat dengan cara
luar biasa sehingga menjadi sesuau yang unik tapi fungsional. Domino Wedding Card &
Souvenir, jasa pembuataan
undangan yang dirintis dengan modal Rp
250 ribu, kini beromzet rata-rata Rp 100 juta/bulan. Bahkan Hari mampu menghidupi 23 karyawan.
![]() |
Salah satu produk undangan berbentuk sangkar burung. |
Selama masih ada
pesta pernikahan, bisnis ini akan tetap hidup alias tidak ada matinya. Ini dibuktikan
Budi Dwi Hariyanto, warga Tebet,
Jakarta Selatan. Usaha yang ditekuninya
menampung permintaan pembuatan undangan berbagai bentuk dan kreasi. Jika undangan konvensional terbuat dari kertas, di tangan Hary bisa berbentuk beraneka macam barang unik yang fungsional.
Memanfaatkan garasi rumah orang
tuanya di Tebet, Jakarta Selatan, tahun 1994 Hary
membuka usaha dengan nama Domino Wedding
Card & Souvenir. Modal awalnya
Rp 250 ribu. Saat itu
usaha percetakan undangan tidak memerlukan banyak modal, karena latar
belakang keluarganya adalah bisnis percetakan. Dalam menggarap pesanan pertama
ia masih menggunakan bahan baku kertas, tapi ia mulai menciptakan sesuatu yang
berbeda. ”Jika biasanya persegi saya bentuk kotak. Bahan dan material yang lain
selalu saya arahkan,” tambahnya. Sejak
2006, ia fokus pada pembuatan undangan unik.
Omset Rp 100
juta/bulan
Dalam sebulan omzet usaha ini
mencapai Rp 100 juta, dengan keuntungan sekitar 30%. Ratusan jenis model
undangan yang diciptakan Hary membuat harga jual bervariasi. Undangan berbentuk
kaleng dijual mulai Rp 15 ribu/unit. Sementara yang berbentuk bakiak Rp 35 ribu. Namun itu bukan patokan harga.
Semua bisa disesuaikan budget konsumen.
Memanfaatkan para pengrajin, merupakan salah satu strategi untuk menghemat waktu dan
biaya. Meski demikian konsep dan desain yang
menentukan Hary. Begitu juga finishing
seperti penambahan pita pengikat, bungkus plastik hingga pemberian label nama calon pengantin. Bahan bahan dipilih
yang bernuansa Indonesia, seperti halnya kaleng kerupuk, anyaman bambu, kain
batik, dan sandal bakiak.
Karena hampir semua undangan dikerjakan secara handmade,
prosesnya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Oleh karena itu Hary
menyarankan konsumennya untuk memesan 1
– 3 bulan sebelumnya. 23 karyawannya yang terdiri atas bagian desain, produksi,
marketing, ikut membantu dirinya menjalankan usaha ini. Dengan gaji rata-rata
antara Rp 800 ribu – Rp 2 juta.
Salah satu cara efektif mempromosikan usahanya, mencantumkan nama Domino di setiap undangan. Dengan
begitu orang akan tahu siapa pembuat undangan. “Bila orang tertarik ingin
membuat undangan yang sama, tinggal
menghubungi kami,” kata Hary penuh semangat. Selain itu rajin mengikuti
pameran-pameran, serta memasang iklan di media cetak, Hary juga memasarkan
usahanya melalui toko online di www.dominounique.com.
Kini hasil karyanya telah
dikenal banyak orang. Tidak terhitung berapa banyak
pasangan pengantin yang memakai undangan unik buatannya. Beberapa artis seperti
Marshanda pernah menggunakan jasanya.
No comments:
Post a Comment