Photo Sculpture: Kreasi Unik, Foto 3 Dimensi - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Friday, January 11, 2019

Photo Sculpture: Kreasi Unik, Foto 3 Dimensi


Keyakinan atas prospek  bidang usaha fotografi 3 dimensi  mendorong Hemaphalananda Wanasili,  fotografer  di Tangerang berani  memilih hidup mandiri berwirausaha. Pertaruhannya,  konsisten terus berkreasi.

Proses pembuatan foto 3D
Bila kesan 3 dimensi sebuah foto umumnya muncul karena perbedaan bagian gelap terang serta sudut pengambilan, Hemaphalananda Wanasili menyuguhkan foto 3 dimensi yang lebih nyata dan hidup.  Obyek utama terpisah dengan latar belakang dan latar depannya.  “Semakin banyak latar belakang dan latar depannya, semakin terlihat 3 dimensi,” tuturnya. 

Foto seperti itu dibuat dengan jalan memisahkan obyek-obyek berdasarkan jarak. Kemudian disusun menjadi beberapa lapisan dalam sebuah frame.  Butuh keterampilan, ketelitian dan ketelatenan selama menyusun foto 3 dimensi.  Tak jarang Hema menghabiskan waktu berjam-jam untuk  menyelesaikan 1 lapisan foto.  “Terutama untuk obyek-obyek kecil. Misalnya daun dan juntaian rerumputan,” kata Hema. 

Ingin fokus

Ide ini lahir ketika Hema melihat sebuah paper tole.  Lantaran tertarik, ia merekayasa paper tole itu menjadi beberapa lapis.   “Saya memang sangat menyukai obyek-obyek berbentuk 3 dimensi,”   Mengaku tidak mempelajari secara khusus teknik pembuatan foto 3 dimensi itu, ia hanya otodidak. 

Acara susun-menyusun lapisan gambar tersebut akhirnya menjadi sebuah hobi baru yang dimulai pada tahun 1995.  Berikutnya, Hema mulai membuat desain foto 3 dimensi sederhana.  Terdiri hanya 2 – 3 lapis saja.  Ukurannya pun tidak besar,  seukuran kartu pos.  Ternyata produknya mendapat respon bagus dari konsumen. Berbekal bakat dan semangat, Hema memberanikan diri membisniskan foto 3 dimensi dengan istilah  photo sculpture .  Berapa modal yang dibutuhkan? Ia mengaku tidak dapat menghitungnya secara pasti.  “Soalnya saya mulai dari hobi, beli alat dan perlengkapan secara bertahap, dikit-dikit. Kalau ada pemasukan digunakan untuk menambah investasi,” imbuhnya.

Sebelumnya Hema berprofesi sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan.  Demi menekuni hobi yang mulai tumbuh menjadi bisnis itu, ia  keluar dari pekerjaannya tahun 2002.  “Dengan cara seperti ini saya bisa lebih fokus.  Saya yakin mayoritas masyarakat Indonesia senang mencari sesuatu yang baru. Terutama di bidang fotografi.  Nah,  foto 3 dimensi adalah hal baru yang berpeluang bagus,” papar Hema.  Menurutnya, produk yang ia hasilkan belum banyak yang menekuni. 

“Order yang sering saya terima adalah membuat foto pernikahan, foto keluarga, foto jalan-jalan, anniversary dan foto ulang tahun. Kedepannya, foto 3 dimensi sangat prospektif ditawarkan di bidang  arsitektur,” tuturnya  optimis. 

Cara pemesanannya  tidak sulit.   Awalnya,  ia akan memberikan contoh produknya.  Bila konsumen tertarik, Hema akan menawarkan apakah akan menggunakan foto yang telah dimiliki klien atau harus melalui proses pemotretan.

Menurutnya, tidak mudah membuat orang tertarik.  “Tak mudah  membuat orang jatuh cinta pada pandangan pertama, lalu memesan.  Karena segmennya lebih cenderung pada golongan menengah ke atas,” tegasnya. Seluruh proses dikerjakan sendiri.  Penggarapan foto besar memakan waktu rata-rata 1 bulan.  Sementara untuk foto seukuran kartu pos  dibutuhkan waktu pengerjaan selama 1 – 3 hari. 

Eksklusif Harga Tinggi

Sebagai salah satu cara promosi, Hema juga rajin memberikan karyanya sebagai hadiah kepada kerabat dekat dan teman-temannya  Dengan cara seperti ini ia memulai memasarkan produknya melalui  mulut ke mulut.  Konsumen yang berhasil ia gaet dimulai dari teman, saudara, terutama bekerjasama dengan fotografer.

Saat ini Hema memang belum memiliki tempat khusus untuk mengerjakan busahanya.  Bapak berputera satu ini menggunakan kediamannya sebagai studio dan show room.  Beberapa karyanya terlihat dipajang di beberapa sudut ruang.  Sementara itu, di salah satu sudut terlihat meja kerja yang selalu menemani Hema merancang foto 3 dimensi.  Sebuah meja dilengkapi landasan kaca, plus lampu kerja.  “Kadang kalau asyik, saya kerja lembur sampai larut malam.  Begadang itu sudah menjadi hal biasa,” akunya penuh semangat.

Selama menjalankan usaha foto 3 dimensi, Hema dibantu sang Istri.  “Saya di bidang produksi, sedangkan isteri saya, Melly,  bertugas memasarkan.” Untuk memasarkan produknya tersebut, Hema pernah mengikutsertakan karya-karyanya dalam acara Milenia, BSD dan Woman International Club di JCC beberapa tahun lalu.  Hema sengaja tidak melakukan bom bardir dalam mempromsikan diri.  “Kala banyak orang yang memiliki, berarti foto seperti ini menjadi tidak unik lagi.  Nilainya otomatis turun,” Saat ini Hema juga tidak terlalu berambisi dan memaksakan diri mematok harga yang terlalu tinggi.  Yang paling diutamakan adalah kepuasan pelanggan


No comments:

Post a Comment