Ilham Wirahadikusumah: Perajin Furnitur Antik dari Pipa PVC - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Friday, January 11, 2019

Ilham Wirahadikusumah: Perajin Furnitur Antik dari Pipa PVC


Pipa polyvinylchlorida (PVC) atau yang lebih dikenal sebagai paralon ternyata bisa dikreasi menjadi barang kerajinan unik. Caranya, pipa dibakar pada suhu tertentu sehingga menghasilkan guratan yang membuat tampilan pipa mirip serat kayu.

Berbagai produk buah tangan Ilham Wirahadikusumah
Ilham Wirahadikusumah, warga Cibolang, Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat, menemukan teknik pembakaran paralon secara tak sengaja, pada tahun 2003. Mantan  kontraktor ini punya hobi membuat aneka barang kerajinan. Awalnya ia membuat kerajinan dari kayu. Namun, karena kayu makin sulit didapat dan pesaing dari sesama pengrajin kayu makin banyak,  Ilham mencoba mengutak-atik bahan baku selain kayu jadi barang kerajinan. Setelah mencoba beberapa alternatif lain, pilihannya jatuh pada bahan paralon.  

Produk kerajinan yang dihasilkan antara lain wadah tisu, lampion, wadah botol, pigura lukisan, meja-kursi, dan sebagainya. Barang-barang tersebut dijual dengan kisaran harga Rp. 100.000 sampai jutaan rupiah. Selain itu ia juga menyediakan kerajinan  murah meriah, seperti gelang, gantungan kunci, kalung, dan lain-lain. “Kalau yang ukuran kecil ini harganya Rp. 10.000 – Rp 30.000.” kata Ilham.

Dikenal lewat pameran

Saat pertama kali  diajak  Pemda Sukabumi berpameran di Jakarta, Ilham tak yakin hasil karyanya bakal laku. Dari pameran  di gedung SMESCO, Jakarta, Oktober 2009,  ia meraup omzet  Rp 65 juta. Hasil penjualan sekitar 200 item barang kerajinan yang dibawanya. Keikutsertaannya dari pameran ke pameran membuat karyanya makin dikenal. Bahkan,  kebanjiran order dari konsumen dalam dan  luar negeri.

Sayangnya, kenaikan permintaan tak mampu diimbangi dengan peningkatan kapasitas produksi. Karena seluruh proses produksi dikerjakan secara manual sehingga tak bisa menghasilkan produk secara massal. Permintaan dari Australia, Jepang, dan Cina baru bisa dipenuhi dalam jumlah kecil karena kapasitas produksinya baru  sekitar 300 item/bulan.  Maklum, Ilham masih mengerjakan sendiri proses pembuatan produk, terutama saat pembakaran dan proses finishing. Ia hanya memiliki dua karyawan yang dinilai sudah terampil. “Menemukan orang yang telaten dan terampil mengerjakan kerajinan ini tak mudah. Saya berniat memberi pelatihan kepada para pemuda di kampung ini supaya cukup tenaga untuk mengerjakan banyaknya pesanan,” tutur Ilham yang sedang memproses paten untuk teknik pembakaran paralon.

Terus berkreasi ciptakan karya

Salah satu syarat kesuksesan sebuah usaha adalah selalu menawarkan produk baru ke konsumen. Untuk itu Ilham juga terus menciptakan bentuk baru dari kreasi pipa. Awalnya, ia memadukan pipa dengan lampu untuk membuat lampion. Selanjutnya, ia memadukan sapuan cat di kanvas dengan pigura yang terbuat dari lempengan paralon bakar.

Selain membuat bentuk-bentuk baru, ia juga bereksperimen untuk menghasilkan warna-warna baru. Kalau awalnya ia hanya melapisi paralon bakar dengan lapisan (coating) berupa varnish atau pelitur sehingga warna produk mengkilap kecoklatan persis kerajinan dari kayu. Berikutnya, ia mencoba beberapa cat dan teknik pengecatan sehingga produk yang dihasilkan juga berwarna seperti warna logam. Misalnya keperakan atau warna tembaga.

Produk unik dan beragam, bisnis pun kian berkembang.

No comments:

Post a Comment