Rhino Art Helmet : Helm Uniknya Digemari Bikers Eropa - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Friday, January 11, 2019

Rhino Art Helmet : Helm Uniknya Digemari Bikers Eropa


Di tangan  Decky Roverdi, pengusaha helm di Jakarta,  pelindung kepala pengendara motor ini tak hanya sebagai barang fungsional, melainkan juga collectible  item. Motif dan bentuknya yang unik banyak diburu pembeli dari  manca negara. 

Tahun lalu Decky Roverdi sudah mencapai 38 model helm.
Dari tahun ke tahun, jumlah  pengguna sepeda motor semakin bertambah.  Hal ini membuat  peluang  usaha  berbagai  sarana pendukung sepeda motor pun  ikut berkembang.  Salah satunya yaitu bisnis helm.  Dengan sentuhan inovasi,  Decky warga Pancoran, Jakarta , berkreasi menciptakan berbagai macam model helm unik.   Berbentuk tengkorak, dan  helm dengan hiasan ornament lain. 

Sekitar tahun 2006,  Decky  memulai usaha dengan modal Rp 2 juta.  Uang diambil dari pesangonnya  sebagai manager di salah satu bank asing. Usaha helm ini diberi nama Rhino Art Helmet. “Idenya muncul ketika saya melihat film Ghost Rider, yang dibintangi Nicholas Cage . Saat itu saya tuangkan ide tersebut ke beberapa teman  yang seniman untuk mewujudkannya,” papar Decky.    

Saat itu Decky baru  memproduksi 20 unit helm full face.  “Pada awalnya kami  hanya membuat  satu model saja. Tahun lalu sudah mencapai 38 model helm jenis half face, full face, dan cetok,” imbuh Decky.   Ide model helm ia peroleh dari teman pengrajin, serta hasil inovasi dan kreatifitasnya  sendiri.   Ia juga sering mencari ide dari berbagai literatur yang bersumber dari majalah, internet dan komik kartun.  

Proses pembuatannya dimulai dari pembuatan master berbahan resin, kalk, karet dan busa untuk interior. Decky dibantu 3 pekerja untuk cetak helm dan master, interior dan cat. Setelah cetakan jadi,  resin dituangkan ke dalamnya , dibiarkan sampai mengeras.  Langkah berikutnya yaitu menghaluskan permukaan helm dengan ampelas dan selanjutnya pengecatan. Produk helmnya sedang dalam proses  mendapatkan sertifikasi SNI.

Pasar luar negeri

Awalnya helm  dijual di bali di toko milik kakaknya,  Bali Blades,  di  kawasan  Legian.  Ia sempat  ragu.  “Helm horor seperti ini apa ada yang mau beli,” tuturnya.  Ternyata  tanggapan pasar  bertolak belakang dengan keraguannya.  Konsumen merespon positif. Bahkan    mayoritas adalah turis  dari Belanda, Australia, Italia , Jerman, dan negara Eropa lainnya. Dalam perkembangannya pembelian mereka dalam jumlah banyak.  . "Pembeli pertama saya dari Australia memborong  35 unit  untuk dijual ke Australia," cerita Decky.  

Usahanya  semakin berkembang. Decky merentangkan sayap bisnisnya ke kota lain semisal  Yogyakarta, Medan, Surabaya dan Aceh.  Respon masyarakat Yogyakarta terhadap helm ini juga tak kalah bagus dibandingkan dengan respon konsumen di Bali.  Harga helm bervariasi.  Berkisar antara Rp 300.000 – 350.000 / unit.  Bagi para distributor, Decky memberikan harga khusus,  Rp 285.000 / unit untuk order minimum  20 unit. Pembelian bisa dilakukan dengan pemesanan. 

Pria yang pernah tinggal  di Swedia ini mencoba  menawarkan helmnya kepada kenalannya di sana.   Hasilnya cukup memuaskan.  Setiap bulan ia dapat menjual  30 unit.  Pemasaran yang semakin luas itu membuat omzetnya menggelembung.  Berkisar antara Rp 30 – 30 juta / bulan.  Untuk rata-rata penjualan helm sebanyak 100 – 150 unit. 

Tak berarti Decky  tidak lepas dari kendala.  Menurutnya,  saat ini  produknya masih  sangat segmented.  Sehingga pasarnya masih sangat terbatas.  Selain itu, harganya  dirasa  mahal untuk ukuran harga helm yang beredar di masyarakat saat ini.  Untuk mengatasi masalah tersebut, saat ini Decky berusaha mendongkrak kapasitas produksi.  Sehingga harganya bisa menjadi lebih murah dan  pasarnya  semakin luas. 

No comments:

Post a Comment