Lighting Rental: Omzetnya Seterang Sinar Lampunya - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Wednesday, January 9, 2019

Lighting Rental: Omzetnya Seterang Sinar Lampunya

Lampu yang biasanya hanya sebagai  alat penerang, di tangan  Andre Yosa, SE, TL, (36), dari Semarang, Jawa Tengah,  diolah sedemikian rupa sehingga mampu  memunculkan emosi tertentu.  Ide inilah yang mengantarnya  sebagai  pengusaha Lighting  rental yang sukses. Omzetnya mencapai ratusan juta rupiah/bulan.



Meningkatnya  kesejahteraan  dan  taraf  perekonomi masyarakat, membuat  dunia entertainment berkembang.  Cakupan  bidang ini sangat luas dan melibatkan  beragam pelaku  usaha. Misalnya,   event organizer,  praktisi  musik/band, industri perdagangan  dan  advertising.  Di mata  Andre dunia  entertainment yang luas itu  memiliki peluang usaha yang besar.  “Saya memilih usaha  rental lampu (lighting).  Soalnya,  saat itu belum banyak orang menggarap lampu secara serius.  Padahal lampu  merupakan  kesatuan primer dari sebuah acara  panggung,” papar Andre.   “Masyarakat belum banyak yang menyadari pentingnya kehadiran lighting panggung yang bagus,” imbuhnya. Oleh karena itu tahun 1995, sejak  awal kuliah,  pria ini membuka usaha  lighting rental.

“Saya selalu memikirkan bagaimana cara membuat pencahayaan dalam sebuah acara bisa jadi indah dan dapat dinikmati orang banyak,” tutur bapak berputera satu ini.  Maka tak mengherankan bila acara pernikahan, pertunjukan seni , pagelaran budaya dan konser musik indoor maupun outdoor yang butuh tata lampu menjadi peluang menangguk rezeki bagi Andre.

Modal awal Rp 5 juta

Latar belakang  hobinya sebagai MC atau pembawa acara,  sangat mendukung bisnis yang saat ini digeluti Andre.  Untuk memulai bisnis seperti ini, yang diutamakan adalah kepercayaan.   “Saat itu relasi saya meliputi berbagai event organizer dan produsen produk terkenal.  Sekarang mereka telah menjadi pelanggan saya,” tutur Andre. Selain event organizer,  pelanggan setianya yaitu produsen rokok yang kerap menyelenggarakan acara pentas musik. 

Awalnya untuk menaklukan peluang ini, Andre  harus melakukan edukasi terhadap calon konsumen.  “Lighting itu bisa menambah nuansa dan menghidupkan emosi dalam sebuah acara,” kata Andre.

Modal untuk memulai  usaha ini tidak besar. “Harus nyicil dulu.  Cuma sekitar Rp 5 juta,” paparnya.  Saat pertama kali hanya dibantu 3 tenaga kerja.  Yakni sopir, programer dan tenaga kerja untuk instalasi.  Saat ini ia sudah memiliki 20 tenaga kerja tetap.  Setiap hari rata-rata ada 10 proyek yang ditangani .  Dengan proyek sebanyak itu, Andre rata-rata  mengantungi omzet sebesar Rp 200 juta / bulan. Konsumennya saat ini tersebar di seluruh Jawa dan Kalimantan. 

Terapkan teknologi LED

Karena sarat teknologi, tantangannya  harus terus berinovasi dan mengembangkan SDM yang melek teknologi.  “Apalagi  teknologi  lampu terus berkembang setiap saat.  Kalau dulu pakai  ball lamp sekarang pakai LED yang hemat energi.  Sinarnya juga lebih bagus memancar,” papar  alumnus Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Soegijopranoto, Semarang itu.

Teknologi LED-Lighting bersifat eco-green dengan listrik sangat efisien hanya 1 watt saja. Inovasi ini belum banyak dipakai di Semarang. Masih terbatas di kota besar seperti Jakarta.  Meski terbilang sangat mahal namun secara umum menjadikan biaya dalam pemakaian listrik relatif irit dan tidak menimbulkan panas.

Di awal usahanya,  keuntungan yang  diperoleh  cukup  untuk membiayai operasional saja.  Prinsipnya, usahanya harus terus bergulir sambil menunggu dikenal oleh masyarakat.  Berkat kerja kerasnya akhirnya usahanya itu terus tumbuh. 

Untuk dapat bersaing,  unique selling point  yang diunggulkan  oleh Andre  adalah   sentuhan teknologi yang lebih modern  dan  variasi  seni tata lampu.  “Saya merasa harus terus mengikuti perkembangan teknologi.  Makanya saya rela pergi ke luar negeri untuk mengamati perkembangan teknologi lampu yang bisa diadopsi ke dalam negeri,” katanya.

Persaingan bisnis di bidang ini ketat.  Salah satu senjata untuk memenangkan persaingan adalah relasi dan jaringan yang luas.  Dari segi harga, kompetitor akan memberi harga yang murah.  Namun demikian mutu harus tetap dipertahankan. Harga sedikit lebih mahal tidak apa-apa, namun mutu dan pelayanan harus di atas rata-rata pesaing.  Dengan banyaknya tema pencahayaan yang diinginkan oleh klien membuatnya harus terus berinovasi dan mengupdate software dan teknologi terbaru setiap waktu termasuk special effect-nya.

No comments:

Post a Comment