Siapa Bilang Bisnis Susu Kambing Tidak Menjanjikan? - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Monday, March 4, 2019

Siapa Bilang Bisnis Susu Kambing Tidak Menjanjikan?


Pernyataan  di atas  dibuktikan  oleh Bondan Danu Kusuma SE, pengusaha susu kambing di Yogyakarta.  Apalagi ia  melakukan modifikasi terhadap produk susunya.  Susu kambing disajikan dalam bentuk STMJ, susu pasta, cokelat dan dicampur dengan buah.  Terbukti,  ia bisa  mengantungi omzet Rp 3 – 3,5 juta /hari dari usaha ini.

Suasana kedai susu kambing di Yogyakarta.
Keberhasilan ini  tidak terlepas dari upaya pengenalan susu kambing kepada masyarakat yang secara telaten ia lakukan.  “Banyak yang beranggapan susu kambing itu berbau prengus.  Padahal dengan cara penanganan yang benar susu kambing sama sekali tidak prengus.  Silakan cicipi segelas susu kambing murni itu,” papar pria berusia 33 tahun tersebut.


Alumnus Fakultas Ekonomi UII, Yogya ini beternak kambing PE (Peranakan Etawa)   sejak 5 tahun lalu.  Sementara pengembangan bisnis susu dimulai 27 Desember 2010.  “Usaha ini berangkat dari hobi kok.  Saya ternak kambing untuk kontes,”  kata Bondan. Ternyata usaha susunya  lebih menjanjikan dibanding dengan bisnis  hobi untuk keperluan kontes.  Terlebih setelah Bondan melakukan modifikasi terhadap produk susunya.  Susu kambing disajikan dalam bentuk STMJ, susu pasta, cokelat dan dicampur dengan buah.  Misalnya susu alpukat.

Kambing dititipkan

Menurut penuturan Bondan, bisnis kambing  bisa menghasilkan beberapa penghasilan. Dari  penjualan produk susu, daging, dan anakan.  Awalnya ia hanya memiliki 7 ekor kambing  Itupun hanya untuk keperluan kontes. Produk susu  sebagai sampingan. Namun setelah mencicipi untung dari bisnis susu, akhirnya Bondan mengembangkan bisnis susu kambing.  Saat ini ia memiliki 400 kambing, yang  dititipkan kepada petani. 


Cara pemelihara seperti ini mampu mengatasi keterbatasan lahan yang dimilikinya serta berdampak positif lantaran mampu meningkatkan ekonomi petani.  Seorang petani dititipi 4 ekor kambing.  Ini jumlah optimal karena bila melebihi 4 ekor,  ada kecenderungan kambing menjadi tidak terawatt  sehingga produksi susunya berkurang.  Dengan cerdas Bondan  memilih petani tua bila dibandingkan petani muda.  “Kalau petani tua,  bekerja untuk hidupnya.  Sehingga ia bersungguh-sungguh.  Kalau anak muda biasanya cenderung malas-malasan.  ngarit disambi sms-an,” tuturnya.

Untuk menjadi pengusaha susu, seorang pemula harus memiliki  minimal 60 – 70 ekor kambing.  Seekor kambing mampu menghasilkan 1, 3 liter susu/tahun.  Produksi akan meningkat setelah kambing beranak.  Produksinya mencapai 2 liter/ekor.  Produksi susu menurun pada musim perkawinan.  Dengan sejumlah kambing yang ia miliki, Bondan mampu memprosuksi susu sebanyak 60 – 75 liter / hari. Produktifitas susu mencapai puncak setelah beranak 3 kali dan akan menurun setelah beranak 7 kali.  “Kalau kambing yang beranak baru 1 – 2 kali itu masih ajaran.  Jadi produksi susunya masih sedikit, “tutur Bondan.

Untuk orang sakit dan sehat

Dalam peternakannya, ia memiliki  3 jenis kandang kambing.  Yaitu kandang perkawinan, kandang untuk kambing hamil dan kandang untuk pemerahan.  Bondan menepis anggapan bahwa susu kambing berbau  prengus.  Menurutnya, aroma tak sedap itu disebabkan kerena perawatan kambing tidak terjaga.  Terutama saat kambing memasuki masa produksi susu.  “Sebenarnya  bau tak sedap ini karena pengaruh kotoran, dan urin.  Jadi sebaiknya kandang pemerahan harus benar-benar bersih,”  ungkapnya.

Pelanggan susu kambing yang rutin memesan, yakni  konsumen orang sakit dan konsumen keluarga.  “Biasanya pelanggan sakit membeli susu botolan dan datang pada siang hari.  Sedangkan konsumen keluarga datang pada malam hari dan memesan susu untuk dinikmati langsung di kedai,” kata Bondan.

Susu yang tidak habis masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuat es krim. Dari hasil berdagang susu kambing , Bondan  berhasil membeli tanah seluas 700m untuk menambah jumlah kambingnya.  Omzet harian yang ia peroleh berkisar antara Rp 3 – 3,5 juta.  Pada hari libur dan weekend omzetnya bisa mencapai Rp 5 juta.  Saat ini Bondan dibantu oleh 2 orang tenaga pemerah, 8 orang karyawan di kedai, dan 7 orang mandor untuk perawatan kambing. 

Cara pemasaran yang dilakukan yaitu dengan brosur dan pameran.  “Butuh edukasi dan pengenalan kepada masyarakat.  Soalnya susu kambing tegolong produk yang masih baru dan belum dikenal secara luas oleh masyarakat,” tuturnya. Untuk mendukung upaya tersebut, ia menyebar brosur 1000 eksemplar / hari.  Dengan cara tersebut, ia berharap masyarakat dapat membaca berita tentang susu kambing setiap hari.

No comments:

Post a Comment