Rumah Makan Bumbu Wangi: Ikan Bawal Segar Berbumbu Oriental - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Saturday, March 2, 2019

Rumah Makan Bumbu Wangi: Ikan Bawal Segar Berbumbu Oriental


Kelebihan resto ini adalah sajian ikannya  yang  masih segar. Maklum, pemiliknya Ance Trio Matra (26) adalah pembudidaya ikan bawal. Selain dominan ikan, kekhasan resto ini ada pada  menu tradisional bercampur oriental. Sebulan omzet usahanya  lebih dari Rp 100 juta.

Sajian khas ikan bawal.
Kalau Anda kebetulan berada kawasan IPB Darmaga, Bogor, mampirlah ke resto Bumbu Wangi. Resto ini kini menjadi salah satu tempat favorit mahasiswa IPB. Tidak hanya tempat makan, tapi juga tempat untuk berdiskusi, bertemu teman atau ingin mendengarkan musik secara live. Selain tempatnya luas (lahan 675 m² dan tempat makan 300 m²), resto ini dilengkapi dengan fasilitas free hotspot untuk berinternetan secara gratis,  parkir gratis, dan harga discount buat mahasiswa. Tak heran kalau mahasiswa senang berlama-lama di tempat ini.


Maklum saja memang, pemilik rumah makan ini, Ance, panggilannya, adalah juga mahasiswa IPB. Hal yang menarik lagi, rumah makan ini ditata dengan desain tradisional Sunda. Seperti tiang penyangga yang menggunakan bambu, bagian dinding sebagian ada yang menggunakan bilik, sebagian lagi menggunakan batu bata ekspos. Resto ini juga dibuat terbuka, hingga para pengunjung merasa nyaman berada di dalam resto sambil menikmati udara sejuk Bogor. Rumah makan ini juga dilengkapi dengan siaran televisi ber-parabola.

Tradisional Oriental

Makanan tentu saja menjadi sajian khas utama resto ini. “Saya membuat makanan yang berciri khas tradisional orientalis. Jadi kalau misalkan ikan bawal bakar, bukan ikan bakar bawal biasa yang kita buat, tapi ikan bawal bakar saos tiram, ikan bakar bawal keju dan lain-lain,” papar Ance yang memang hobi memasak. Dengan inovasi menu seperti itu, konsumennya makin banyak. Selain ikan bawal menu lainnya yang disuka konsuman adalah ikan nila, ayam, udang dan cumi dengan berbagai macam varian rasa. Tak hanya itu, Resto Bumbu Wangi ini juga menghadirkan masakan khas tradisional lainnya. Seperti keredok, pecel, nasi blankon dan lain-lain.


Karena punya pembudidayaan ikan sendiri, ikan-ikan yang dimasak di resto milik Ance diambil langsung dari kolamnya. Sebelum dikonsumsi ikan tersebut dipuasakan terlebih dulu, agar tidak berbau lumpur. Selama dipuasakan, ikan diberi makan dedaunan selama seminggu. Ikan-ikan yang dipuasakan tersebut ditaruh di kolam dekat resto. Kalau ingin dimasak, tinggal mengambilnya dari kolam. Jadi ikan dimasak masih dalam keadaan segar.

Untuk masalah membuat beraneka macam rasa, Ance banyak belajar dari Cak Eko yang sukses dengan bakso malangnya. Mentornya di Rhenald Kasali School of Entrepreneur (RKSE), tempat ia menimba ilmu wirausaha “lanjutan”. Dari Cak Eko juga ia belajar SOP (Standard Operating Procedure) dalam pengelolaan rumah makannya. Baik dari sistem manajemen, sampai ke resep menu makanannya. “Jadi siapapun kokinya, rasa makanannya tetap sama,” papar mahasiswa pasca sarjana IPB ini.

Omzet Sejari Rp 5 Juta

Resto Bumbu Wangi ini sudah berjalan lebih dari 1,5 tahun dengan modal awal sebesar Rp 2 milyar. Penggunaan modal lebih banyak digunakan untuk investasi membeli lahan dan membangun resto.  Usaha yang dilakukan  Ance ini merupakan usaha lanjutan dari peternakan ikannya. “Istilahnya UKM naik kelas. Setelah budidaya ikan bawal, sekarang punya restonya, kedepannya punya pabrik ikan. Begitu seterusnya, ingin terus meningkat,” ucap Ance optimis yang membuka rumah makannya mulai dari pukul 11.00 sampai pukul 22.00.

Perhitungannya ternyata tepat. Rumah makannya banyak dikunjungi oleh orang, khususnya mahasiswa. Sehari ia bisa mendapatkan omzet sebesar Rp 5 juta, terutama saat akhir pekan. Paling sedikit ia bisa mendapatkan omzet sebesar Rp 2 juta. Dengan harga rata-rata makanan (plus nasi) berkisar Rp 15.000-Rp18.000, resto Bumbu Wangi ini bisa bersaing dengan rumah makan lainnya yang berada di sekitar kampus IPB. Meski harga makanannya sedikit lebih mahal, berbagai kelengkapan fasilitas yang ada di rumah makan menjadi daya tarik tersendiri.

Melihat rumah makannya ini laku, beberapa teman Ance ada yang berminat untuk mendirikan resto serupa di daerahnya, yaitu Medan, Yogyakarta dan Jakarta. Untuk itu Ance sudah menyiapkan sistem kemitraan untuk untuk orang-orang yang berminat terhadap usahanya. Cak Eko lah, papar Ance, yang ikut membantu dirinya menyiapkan segala sesuatunya. Dari mulai pembuatan resep sampai manajemen pengelolaan usahanya. “Jadi siapapun tukang masaknya, rasa makanannya akan tetap sama dan cara menjalankan usahanya juga sama,” terang Ance.

No comments:

Post a Comment