Kucai: Kendurkan Tekanan Darah Tinggi - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Monday, February 4, 2019

Kucai: Kendurkan Tekanan Darah Tinggi


Kucai. Ternyata sayuran berdaun ramping ini berkhasiat juga untuk menurunkan tekanan darah alias sebagai herba antihipertensi.

Daun kucai.
Oleh para ahli kemampuan sayuran ini dalam mengendorkan tekanan darah, disejajarkan dengan Atenolol dosis 25 mg. Yakni zat penurun hipertensi yang kerap diresepkan oleh dokter. Bahkan menurut hasil penelitian yang dilakukan Irda Fidrianny, Kosasih Padmawinata, Soediro Soetarno, dan Elin Yulinah, dari Sekolah Farmasi ITB, Bandung, menunjukkan bahwa larutan kucai segar 50 mg per berat badan, memiliki efek antihipertensi paling optimal.

Yakni menurunkan tekanan sistol (angka fase darah saat di pompa jantung ) sebesar 24,8 ±1,8 mmHg dan tekanan diastol (angka fase tekanan darah saat kembali ke jantung ) sebesar 21,6 ± 2,2 mmHg. Jika menggunakan simplisia kering, mempunyai efek antihipertensi optimal pada dosis 50 mg/kg bobot badan. Yaitu mampu menurunkan tekanan sistol sebesar 27,2 ±1,8 mmHg dan tekanan diastol sebesar 23,2 ±4,4 mmHg.    

Sistol Turun

Data tersebut diperoleh dari hasil percobaan terhadap 25 ekor tikus putih jantan galur Wistar dengan bobot 200 – 300 gram. Sebelumnya tikus-tikus itu sengaja  dibuat “darah tinggi” dengan cara menyuntikkan adrenalin dengan dosis 1,2 µg/kg bobot badan. Asal tahu saja, menurut metode penelitian ini, jika larutan kucai tersebut mampu menurunkan tekanan sistol hingga kurang lebih 20 mmHg, berarti ia efektif sebagai antihipertensi.

Apakah ada efek sampingnya? Kemungkinan sangat kecil. Bahkan pengujian hingga 5.000 mg/ kg berat badan pada tikus, tak ada yang mengalami kematian. Metode ini dikenal sebagai LD50 (lethal dosage atau dosis mematikan). Sementara pada pemberian dosis 50 mg perkilo berat badan secara berulang pun tak menyebabkan kematian. Bahkan tak berpengaruh terhadap organ dalamnya. Baik secara makroskopik maupun ukuran dan bobotnya.

Dan yang terpenting, menurut penelitian yang dilakukan oleh Irda dan kawan-kawan, pemberian ekstrak Kucai ini tak mendongkrak terjadinya aktivitas enzim SGOT dan SGPT. Artinya? Jika pasokan Kucai menyebabkan kerusakan pada hati atau pun jantung, angka SGOT (serum glutamic-oxaloacetic transaminase) dan SGOT (serum glutamic-pyruvic transaminase) bakal tinggi. Keduanya adalah enzim transaminase yang dihasilkan terutama oleh sel-sel lever (hati) bila kondisinya memburuk. Karena itu, keduanya bisa memberi gambaran adanya gangguan hati. Namun tetap saja, guna menjaga hal yang merugikan, sebaiknya Kucai tak dikonsumsi secara berlebihan.

Guna mendapatkan ekstrak Kucai, Irda dan kawan-kawan menggunakan pelarut etil asetat dan n-butanol. Tak ketinggalan alat penguap putar vakum. Tentu Anda tak perlu melakukan hal yang sama untuk mendapatkan manfaatnya. Menurut ahli herbal, Anda cukup merebusnya dengan air sebanyak 3 gelas. Lalu didihkan hingga tinggal setengahnya. Setelah itu minum 3 kali sehari.

Agar lebih afdol, daun hasil rebusannya juga dikonsumsi. Bahkan tak ada salahnya bila Anda mencampurkan Kucai dengan herba lain. Semisal dengan Sambung Nyawa (Gynura procumbens). Namun langkah ini sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan herbalis kepercayaan Anda.

No comments:

Post a Comment