Kucai. Ternyata sayuran berdaun ramping ini berkhasiat juga untuk menurunkan
tekanan darah alias sebagai herba antihipertensi.
![]() |
Daun kucai. |
Oleh para ahli kemampuan sayuran
ini dalam mengendorkan tekanan darah, disejajarkan dengan Atenolol dosis 25 mg.
Yakni zat penurun hipertensi yang kerap diresepkan oleh dokter. Bahkan menurut hasil
penelitian yang dilakukan Irda Fidrianny, Kosasih Padmawinata, Soediro
Soetarno, dan Elin Yulinah, dari Sekolah Farmasi ITB, Bandung, menunjukkan bahwa
larutan kucai segar 50 mg per berat badan, memiliki efek antihipertensi paling
optimal.
Yakni menurunkan tekanan sistol (angka
fase darah saat di pompa jantung ) sebesar 24,8 ±1,8 mmHg dan tekanan diastol (angka
fase tekanan darah saat kembali ke jantung ) sebesar 21,6 ± 2,2 mmHg. Jika
menggunakan simplisia kering, mempunyai efek antihipertensi optimal pada dosis
50 mg/kg bobot badan. Yaitu mampu menurunkan tekanan sistol sebesar 27,2 ±1,8
mmHg dan tekanan diastol sebesar 23,2 ±4,4 mmHg.
Sistol Turun
Data tersebut diperoleh dari
hasil percobaan terhadap 25 ekor tikus putih jantan galur Wistar dengan bobot
200 – 300 gram. Sebelumnya tikus-tikus itu sengaja dibuat “darah tinggi” dengan cara menyuntikkan
adrenalin dengan dosis 1,2 µg/kg bobot badan. Asal tahu saja, menurut metode
penelitian ini, jika larutan kucai tersebut mampu menurunkan tekanan sistol
hingga kurang lebih 20 mmHg, berarti ia efektif sebagai antihipertensi.
Apakah ada efek sampingnya? Kemungkinan
sangat kecil. Bahkan pengujian hingga 5.000 mg/ kg berat badan pada tikus, tak
ada yang mengalami kematian. Metode ini dikenal sebagai LD50 (lethal
dosage atau dosis mematikan). Sementara pada pemberian dosis 50 mg perkilo
berat badan secara berulang pun tak menyebabkan kematian. Bahkan tak
berpengaruh terhadap organ dalamnya. Baik secara makroskopik maupun ukuran dan
bobotnya.
Dan yang terpenting, menurut
penelitian yang dilakukan oleh Irda dan kawan-kawan, pemberian ekstrak Kucai
ini tak mendongkrak terjadinya aktivitas enzim SGOT dan SGPT. Artinya? Jika pasokan
Kucai menyebabkan kerusakan pada hati atau pun jantung, angka SGOT (serum glutamic-oxaloacetic
transaminase) dan SGOT (serum
glutamic-pyruvic transaminase) bakal tinggi. Keduanya adalah enzim transaminase
yang dihasilkan terutama oleh sel-sel lever (hati) bila kondisinya memburuk. Karena
itu, keduanya bisa memberi gambaran adanya gangguan hati. Namun tetap
saja, guna menjaga hal yang merugikan, sebaiknya Kucai tak dikonsumsi secara
berlebihan.
Guna mendapatkan ekstrak Kucai,
Irda dan kawan-kawan menggunakan pelarut etil asetat dan n-butanol. Tak
ketinggalan alat penguap putar vakum. Tentu Anda tak perlu melakukan hal yang
sama untuk mendapatkan manfaatnya. Menurut ahli herbal, Anda cukup merebusnya
dengan air sebanyak 3 gelas. Lalu didihkan hingga tinggal setengahnya. Setelah
itu minum 3 kali sehari.
Agar lebih afdol, daun hasil rebusannya juga dikonsumsi. Bahkan tak ada
salahnya bila Anda mencampurkan Kucai dengan herba lain. Semisal dengan Sambung
Nyawa (Gynura procumbens). Namun langkah ini sebaiknya dikonsultasikan
dulu dengan herbalis kepercayaan Anda.
No comments:
Post a Comment