Benarkah Menggunakan Helm dapat mengakibatkan Gangguan Pendengaran - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Breaking

Wednesday, January 9, 2019

Benarkah Menggunakan Helm dapat mengakibatkan Gangguan Pendengaran




Solusi satu - Helm dan pakaian kokoh penting untuk melindungi bagian-bagian tubuh rawan terluka bila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan. Namun, ada bagian tubuh lain yang rawan mengalami kerusakaan setiap kali berkendara, bahkan meskipun tidak terjatuh. Organ itu adalah telinga.

Boleh dikatakan bikers menanggung risiko yang sama dengan pekerja industri, musisi lagu metal, dan prajurit spesialis senapan mesin. Mereka semua beriksiko mengalami gangguan pendengaran. Nah, tentu Bray Sist tak ingin menderita gangguan pendengaran di hari tua kan? Lindungi telinga saat berkelana.

Menurut  National Institute of Occupational Safety and Health (OSHA), gangguan pendengaran dapat diakibatkan oleh suara tunggal sangat keras. Misalnya ledakan. Namun, kasus yang paling kerap terjadi yaitu gangguan pendengaran yang dipicu suara keras yang berlangsung yang rutin dan berlangsung dalam jangka waktu lama. Sama seperti kanker kulit yang muncul sebagai akibat paparan sinar matahari yang rutin. Gangguan pendengaran diinduksi oleh paparan kebisingan berkepanjangan. Faktanya, mengendarai sepede motor adalah kegiatan yang akrab dengan keberisikan.

OSHA  mengatakan bahwa gangguan telinga permanen dapat terjadi akibat paparan suara keras di atas 85 desibel dalam kurun waktu lebih dari 8 jam. Kebisingan seperti itu setara dengan suara mesin yang Anda dengarkan dari balik helm saat kendaraan dipacu 100km/jam.

Pelitian lain dilakukan oleh Ulster University, Irlandia. Mengungkapkan bahwa faktor kebisingan bukan hanya dipicu oleh raungan kenalpot sepeda motor. Sauara angin di sekitar pengendara menjadi faktor utama munculnya kebisingan. Suara angin bervariasi, berubah-ubah secacara tiba-tiba. 

Mengalunkan suara berisik berfrekuensi tinggi kemudian secara tiba-tiba berubah menjadi frekuensi rendah. Pada saat bersepeda motor dengan kecepatan di atas 120 km / jam akan diperdengarkan suara berisik 110 desibel. OSHA menyarankan batas toleransi telinga mendengar keberisikan 110 desibel hanya selama 15 menit.

Makanya gunakan penutup telunga selalu saat touring jarak jauh. Penutup telinga terbuat dari busa menjadi pilihan paling tepat. Penutup telinga murah harganya. Jauh lebih murah daripada risiko kerusakan telinga yang muncul akibat mengabaikannya. Helm full face saja tidak cukup untuk melindungi telinga dari kebisingan. Kebanyakan produsen helm menitik beratkan pengembangan produk pada sisi aerodinamis. Sumber keberisikan yang muncul pada helm full face yaitu di bagian bawah dagu. Di bagian itu terjadi turbulensi angin yang memicu munculnya suara berisik. Tirai di pasang di bagian bawah dagu helm bisa mengurangi bebisingan tersebut.

Mengenakan penutup telinga tidak akan membuat Bray Sist menjadi sama sekali tidak mendengarkan suara di sekitar. Alat itu hanya sedikit membuat Bray Sist menjadi lebih tenang. Penutup telingan hanya sebagai penyaring suara ke telinga. Sehingga pendengaran bisa lebih fokus. Bray Sist juga bisa menjadi lebih berkonsentrasi saat bersepeda motor.



No comments:

Post a Comment