Biji Ganja: Memasak Dengan Minyak Ganja - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Tuesday, February 26, 2019

Biji Ganja: Memasak Dengan Minyak Ganja


Kecelakaan yang menewaskan sembilan orang akibat tertabrak minibus di Jakarta beberapa bulan silam, konon disebabkan si pengemudi mengonsumsi ganja. Selama ini masyarakat memang hanya tahu ganja sebagai komoditas narkoba.

Daun ganja
Padahal ganja dibudidayakan secara luas di Uni Eropa, Australia, Selandia Baru, dan RRC. Di negeri-negeri ini, ganja dibudidayakan secara massal, untuk diambil bijinya sebagai bahan bungkil, dan serat batangnya yang disebut hemp, untuk bahan baku tekstil.

Pernah pada tahun 1990an, di Indonesia ada berita menghebohkan, bahwa bungkil yang diimpor dari RRC tercampur biji ganja. Yang benar, bungkil itu bukan sekadar tercampur, melainkan memang berasal dari biji ganja. Sering pula ada isu, bahwa masakan padang bisa menasional, bahkan "go international", karena kelezatannya disebabkan oleh ganja. Yang benar bukan dicampur ganja, melainkan bumbunya ditumis dengan minyak biji ganja, yang sama sekali tak mengandung narkoba.


Sampai sekarang, spesies ganja masih menjadi bahan perdebatan di antara para taksonom. Sebagian besar taksonom, setuju hanya ada satu spesies tunggal, yakni Cannabis sativa. Namun ada sebagian kecil taksonom, terutama dari Rusia, yang yakin bahwa ada tiga spesies ganja, yakni Cannabis sativa, Cannabis indica, dan Cannabis ruderalis. Para taksonom dari luar Rusia, menganggap bahwa indica dan ruderalis bukan spesies, melainkan sub spesies.


Perdebatan tentang spesies ganja ini masih terus berlanjut sampai sekarang, meskipun yang umum diterima di kalangan taksonom, adalah varietas tunggal. Maka ada dua tipe ganja, yakni Cannabis sativa L. subsp. sativa var. sativa, yang dibudidayakan untuk diambil biji serta seratnya. Sementara Canabis sativa subsp. indica, lebih banyak dibudidayakan sebagai bahan narkoba.

Marihuana, Hashish, dan Hemp Oil

Yang dipanen sebagai bahan narkoba, sebenarnya bukan daun ganja, melainkan bunga betina yang telah masak. Bunga terlalu muda, atau terlalu tua, hanya sedikit mengandung Tetrahydrocannabinol (delta-9-tetrahydrocannabinol, Δ9-THC), bahan aktif yang bisa mengakibatkan teler. Jadi daun, maupun biji ganja, sebenarnya sama sekali tidak mengandung narkoba. Anggapan bahwa yang biasa dilinting untuk dikonsumsi sebagai narkotika adalah daun ganja, disebabkan oleh menyatunya bunga betina masak, dengan daun, bahkan ranting. Bahan inilah yang setelah dikeringkan, disebut marihuana (marijuana). Apabila produk ini dipres, maka getah (resin) yang keluar dari bulu-bulu halus pada batang, daun, serta bunga cannabis, akan menggumpal. Bahkan kadang menjadi pasta. Produk ini disebut hashish.

Sama dengan candu (opium, Papaver somniferum), dan coca (Erythroxylum coca, dan Erythroxylum novogranatense), ganja sebenarnya dibudidayakan untuk diambil Δ9-THC-nya oleh dunia farmasi. Candu kemudian populer sebagai penghasil morfin dan heroin. Coca menghasilkan kokain (cocaine). Ganja menghasilkan marihuana serta hashish. Semua itu sering disalahgunakan. Meskipun demikian, yang bisa menghasilkan marihuana dan hashish, hanyalah bunga betina masak, dari tanaman Canabis sativa subsp. indica. Bunga betina masak tanaman Cannabis sativa L. subsp. sativa var. sativa, sama sekali tak menghasilkan marihuana, dan hashish. Terlebih lagi biji Cannabis sativa L. subsp. sativa var. sativa, yang sama dengan biji wijen, yang apabila dipres akan menghasilkan minyak dan bungkil. 

Minyak biji Cannabis sativa L. subsp. sativa var. sativa, diperdagangkan biasa, sebagai hemp oil. Minyak biji ganja ini berkualitas sama dengan linseed oil yang berasal dari biji tanaman flax (Linum usitatissimum). Kebetulan pula, flax adalah tanaman yang juga menghasilkan serat sebagai bahan kain, sama halnya dengan ganja. Hemp oil, dan linseed oil, sama-sama bernilai tinggi, sebab sebagai bahan pangan mengandung 80% asam lemak  esensial (essential fatty acids, EFAs); linoleic acid, omega-6, (LA, 55%), alpha-linolenic acid, omega-3 (ALA, 22%), gamma-linolenic acid, omega-6 (GLA, 1–4%) dan stearidonic acid, omega-3 (SDA, 0–2%). Minyak ganja hemp oil, beda dengan hash oil, yang diekstrak dari hashish, dan berfungsi sebagai narkoba.

Industri Serat Tekstil

Minyak biji ganja, sebenarnya hanyalah produk samping (by product) dari agroindustri bungkil. Hingga produk utama budidaya ganja, adalah biji yang akan dipres menjadi bungkil. Bungkil sebagai pakan ternak dan ikan, diproduksi dari aneka biji-bijian. Mulai dari kedelai, bunga matahari, kacang tanah, kopra (biji kelapa), dan ganja. Meskipun produk massal untuk bungkil, biji ganja juga biasa dikonsumsi, sebagaimana halnya di Indonesia, masyarakat mengonsumsi kedelai.

Jennie Lyon, penulis green lifestyle Mingguan Cascadian Farm, mengulas biji ganja, dalam salah satu kolomnya Superfood of the week. Jennie menyebut bahwa biji ganja adalah bahan pangan dengan nutrisi komplit. Dalam biji ganja ada keseimbangan rasio antara asam lemak omega-3 and omega-6,  mengandung protein dan serat tinggi. Dari sini Jennie lalu menuliskan resep menu biji ganja.

Jadi logikanya, masakan padang bisa saja menggunakan "minyak biji ganja". Namun budidaya ganja di Indonesia, terutama di Aceh, termasuk ilegal. Maka minyak biji ganja tentu sulit diketemukan di pasaran. Meskipun dipromosikan sebagai "bernutrisi komplit",  namun dari segi citarasanya, minyak biji ganja sama saja dengan minyak flax (linseed oil), minyak wijen (sesame seed oil), dan minyak zaitun (olive oil).

Di pasar swalayan besar di Jakarta sekalipun, kita sulit memperoleh minyak ganja dan minyak flax. Yang masih mudah diperoleh minyak wijen dan minyak zaitun. Dengan fakta-fakta seperti ini, isu bahwa masakan padang lezat karena dicampur ganja, jelas tidak berdasar. Bumbu minyak biji ganja sulit diperoleh, sementara ganja sebagai "marihuana" lebih sulit lagi memperolehnya. Andaikata ada pun, harganya tidak mungkin terjangkau oleh konsumen warung padang.
           
Di negara-negara subtropis, ganja populer dibudidayakan bukan hanya sebagai penghasil biji, melainkan juga serat dari kulit batang. Serat ini setelah didekortikasi, dideguming, dan dilunakkan, akan menjadi serat bahan tekstil berkualitas. Meskipun kekuatan seratnya masih berada di bawah rami (Boehmeria nivea). Ganja menjadi pilihan dibudidayakan di kawasan sub tropis, sebab rami hanya bisa dibudidayakan di kawasan tropis.

Pertumbuhan tanaman ganja Cannabis sativa L. subsp. sativa var. sativa, demikian pesatnya, hingga hasil seratnya mengalahkan flax dan kapas. Karenanya, ganja dibudidayakan di hampir semua negara Uni Eropa, terutama di Perancis. Di Luar Uni Eropa, ganja juga ditanam, di RRC, Australia, dan Kanada. Di AS, ganja termasuk terlarang untuk dibudidayakan, sebab takut nyaru dengan ganja Canabis sativa subsp. indica, yang memroduksi marihuana. 

No comments:

Post a Comment