Perkembangan
teknologi komputer berjalan cepat. Belum setahun satu produk diluncurkan, produk baru lebih
canggih lahir. Akibatnya, produk kemarin sudah dianggap usang. Fenomena ini
ditangkap sebagai peluang oleh Ari Wahyudi untuk menggeluti usaha jual beli komputer bekas. Bila sedang ramai ia
mampu mengeruk omzet hingga Rp 80 juta / bulan.
![]() |
Komputer bekas yang sudah didapat kemudian dipilah-pilah. |
Sesuai dengan bidang usaha yang digeluti, tumpukan komputer,
laptop dan monitor bekas, menjadi pemandangan sehari-hari di gudang milik
Ari, di Jagakarsa, Jakarta Selatan. “Di Jakarta kalau dikit-dikit malu gak akan bakalan maju Mas,” papar pria asal Purwokerto tersebut. Sebelum
menekuni usaha yang sekarang ini, Ari
bekerja di sebuah toko dan reparasi komputer milik temannya di Depok.
“Waktu itu ada karyawan perusahaan datang menawarkan komputer bekas
dalam jumlah banyak. Tapi kawan saya
malah menolaknya. Padahal komputernya
masih berfungsi. Alasannya, jumlahnya terlalu banyak,” imbuhnya. Ari tidak membiarkan peluang tersebut berlalu
begitu saja. Ia kemudian menerima barang
tersebut. Itulah titik awal bagi usaha yang ditekuni saat ini.
Bersaing
tender
Banyak cara dilakukan Ari untuk mencari komputer
bekas. Baik dari perseorangan maupun
ikut lelang perusahaan atau perkantoran. Network
yang dimiliki semakin luas seiring waktu usaha yang ia lakoni
bertambah. Berbagai borongan komputer
dalam jumlah banyak pun ia terima. “Biasanya
perusahaan-perusahaan besar setiap 1-2
tahun sekali meremajalan komputer mereka lalu memborongkan kepada saya,” katanya. Disamping itu, teknologi informasi juga turut membantu sukses
bisnis yang ia geluti, lewat websitenya, www. lelangkomputer.com.
Tak jarang untuk mendapatkan borongan dalam jumlah
banyak, Ari harus bersaing dengan pemborong lain.
“Biasanya pakai sistem tender. Di
sini kita harus berani bersaing memberikan harga berani dibanding dengan harga
pesaing. “Biasanya yang pertamakali saya cek itu, motherboard, prosesor,
spesifikasi memori dan hard disk,”
tutur Ari. Untuk monitor, dilihat kondisinya.
Monitor mati harga jualnya disama ratakan. Nah, usai tender, kita harus pintar-pintar
cari penadah yang mau beli dengan harga yang menguntungkan,” kata Ari.
Dibongkar
& dijual utuh
Komputer bekas yang sudah didapat kemudian
dipilah-pilah. Masing-masing bagian atau
parts memiliki pasar. Selama ini pendapatan paling banyak berasal
dari penjualan laptop bekas. Tukang
servis laptop adalah penadah produk ini.
“Mereka yang akan mengambil komponen-komponen yang masih bisa
digunakan,” imbuhnya. Meski dari segi
jumlah, kuantitas laptop hanya 15 – 16%
dari keseluruhan computer bekas, nilai
transaksi yang besar.
Pasar komputer bekas juga ada tren
naik-turunnya. Menjelang lebaran biasanya ramai, banyak
yang jual tapi sedikit beli. Harganya
jatuh. Agak sepi pada awal tahun. Sebab
pada awal tahun belum ada anggaran untuk perbaruan alat kantor. Sekitar April- Juli akan mulai ramai. Puasa
pertengahan dan bulan lebaran sepi.
Tantangan yang dihadapi dalam bisnis ini, tidak ajegnya ketersediaan barang. “Kantor-kantor tidak selalu melakukan lelang secara rutin,”
tuturnya. Untuk mengatasi hal tersebut,
Ari menerima penjualan dalam jumlah sedikit.
“Kalau ada yang mau jual meskipun cuma 1 unit tetap dilayani. Apalagi yang diantar secara langsung ke gudangnya. Menurut Ari, bila musim sedang ramai ia mampu
mengeruk omzet hingga Rp 80 juta / bulan.
Namun pada waktu sepi penjualan, ia omzetnya berkisar antara Rp 2 juta –
5 juta / bulan.
No comments:
Post a Comment