Pemborong Komputer Bekas: Mengeruk Omzet Rp 80 Juta per Bulan - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Monday, January 14, 2019

Pemborong Komputer Bekas: Mengeruk Omzet Rp 80 Juta per Bulan


Perkembangan teknologi komputer berjalan cepat. Belum setahun  satu produk diluncurkan, produk baru lebih canggih lahir. Akibatnya, produk kemarin sudah dianggap usang. Fenomena ini ditangkap sebagai peluang oleh Ari Wahyudi  untuk menggeluti usaha jual beli komputer bekas. Bila sedang ramai ia mampu mengeruk omzet hingga Rp 80 juta / bulan.

Komputer bekas yang sudah didapat kemudian dipilah-pilah.
Sesuai dengan bidang usaha yang digeluti, tumpukan komputer, laptop dan monitor bekas, menjadi pemandangan sehari-hari di gudang milik Ari,  di Jagakarsa, Jakarta Selatan.  “Di Jakarta kalau dikit-dikit malu gak akan bakalan maju Mas,”  papar pria asal Purwokerto tersebut. Sebelum menekuni usaha yang sekarang ini,  Ari bekerja di sebuah toko dan reparasi komputer milik temannya  di Depok.  “Waktu itu ada karyawan perusahaan datang menawarkan komputer bekas dalam jumlah banyak.  Tapi kawan saya malah menolaknya.  Padahal komputernya masih berfungsi.  Alasannya,  jumlahnya terlalu banyak,” imbuhnya.  Ari tidak membiarkan peluang tersebut berlalu begitu saja.  Ia kemudian menerima barang tersebut. Itulah titik awal bagi usaha yang ditekuni saat ini.

Bersaing tender

Banyak cara dilakukan Ari untuk mencari komputer bekas.  Baik dari perseorangan maupun ikut lelang perusahaan  atau perkantoran.  Network yang  dimiliki semakin luas  seiring waktu usaha yang ia lakoni bertambah.  Berbagai borongan komputer dalam jumlah banyak pun ia terima.  “Biasanya perusahaan-perusahaan besar  setiap 1-2 tahun sekali meremajalan komputer mereka lalu  memborongkan kepada saya,” katanya.  Disamping itu,  teknologi informasi juga turut membantu sukses bisnis yang ia geluti, lewat  websitenya,  www. lelangkomputer.com.   

Tak jarang untuk mendapatkan borongan dalam jumlah banyak, Ari harus bersaing dengan  pemborong  lain.  “Biasanya pakai sistem tender.  Di sini kita harus berani bersaing memberikan harga berani dibanding dengan harga pesaing. “Biasanya yang pertamakali saya cek itu, motherboard, prosesor, spesifikasi memori dan hard disk,” tutur Ari. Untuk monitor, dilihat kondisinya.  Monitor mati harga jualnya disama ratakan.  Nah, usai tender, kita harus pintar-pintar cari penadah yang mau beli dengan harga yang menguntungkan,” kata Ari. 

Dibongkar & dijual utuh

Komputer bekas yang sudah didapat kemudian dipilah-pilah.  Masing-masing bagian atau parts  memiliki pasar.  Selama ini pendapatan paling banyak berasal dari penjualan laptop bekas.  Tukang servis laptop adalah penadah produk ini.  “Mereka yang akan mengambil komponen-komponen yang masih bisa digunakan,” imbuhnya.   Meski dari segi jumlah, kuantitas laptop hanya 15 – 16%  dari keseluruhan computer bekas,  nilai transaksi yang besar. 

Pasar komputer bekas juga ada tren naik-turunnya.  Menjelang lebaran  biasanya ramai,   banyak yang jual tapi sedikit beli.  Harganya jatuh.  Agak sepi pada awal tahun. Sebab pada awal tahun belum ada anggaran untuk perbaruan alat kantor.  Sekitar  April- Juli akan mulai ramai. Puasa pertengahan dan bulan lebaran sepi.

Tantangan yang dihadapi  dalam bisnis ini,  tidak ajegnya  ketersediaan barang.  “Kantor-kantor  tidak selalu melakukan lelang secara rutin,” tuturnya.  Untuk mengatasi hal tersebut, Ari menerima penjualan dalam jumlah sedikit.  “Kalau ada yang mau jual meskipun cuma 1 unit tetap dilayani.  Apalagi yang diantar secara langsung ke gudangnya.  Menurut Ari, bila musim sedang ramai ia mampu mengeruk omzet hingga Rp 80 juta / bulan.  Namun pada waktu sepi penjualan, ia omzetnya berkisar antara Rp 2 juta – 5 juta / bulan. 

No comments:

Post a Comment