Kreasi Delivery Box: Penuhi Kebutuhan Pemasaran Cepat & Praktis - KABAR BISNIS MU

KABAR BISNIS MU

Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. KABAR BISNISMU memberikan segudang informasi tentang peluang usaha, bisnis,kuliner,tehnologi dan berita berita terbaru

Wednesday, January 9, 2019

Kreasi Delivery Box: Penuhi Kebutuhan Pemasaran Cepat & Praktis


Peluang bisnis penyokong kebutuhan bidang usaha lain bentuknya bermacam-macam.  Salah satunya adalah pembuatan boks sepeda motor untuk keperluan delivery produk, seperti yang ditekuni  Yogi Virgianto warga Jakarta Barat.



Dulu, peranti ini hanya dimanfaatkan  tukang pos.  Bentuknya sederhana,  kantung kain yang  terpasang di kanan dan kiri sepeda motor.  Sekarang,  wadah itu sudah berevolusi menjadi aneka bentuk boks  dari fiberglass.  Penggunanya,   bisa untuk mengirim  ayam goreng,  pizza,  rokok,  jamu,  bahkan kosmetik.  Dalam perkembangannya,  kotak ini juga berfungsi sebagai peranti promosi.  Warna dan logo  brand sebuah perusahaan dipasang di kotak ini.
       
Adalah  Ign. Yogi Virgianto  salah seorang yang  tergelitik  menjajagi peluang pembuatan  wadah delivery ini.  Selepas studi dari Belanda,  Yogi merasa  tidak bisa menyalurkan ilmu yang sudah ditimba.  Awalnya  tahun 2008, ia  mencoba membuat kanopi motor.  Ide ini diadopsi  dari motor-motor  di Itali yang banyak dilengkapi kanopi agar tidak kehujanan.   Namun  ternyata respon pasarnya  tidak memuaskan. Akhirnya usahanya beralih  jadi produsen  delivery box. 

Belajar Dari Complain Pelanggan
Selama merintis usaha, Yogi menggunakan modal dari uang muka pemesan.  Tambahan modal berasal dari uang tabungannya  Rp 5 juta.  Pesanan pertama dari restoran kecil.  “Dulu tiap bulan cuma dapat pesanan satu-satu terus.  Itu juga banyak yang hancur-hancuran juga.  Tak jarang pelanggan yang komplain,” tuturnya. Saat itu ia masih dalam taraf belajar.

 “Saya belum tahu secara pasti ketebalan yang harus dibuat.  Mana bagian-bagian yang harus diperkuat.  Kalau dipertebal di semua bagian, jadi berat sekali.  Makanya  saya harus puter otak,” paparnya.  Akibat banyak komplain dari pelanggan, Yogi mengaku selama hampir 1 tahun usaha yang dirintis boleh dikatakan masih merugi.  Toh, hal itu tidak membuatnya jera. 

Dari pengalam itu justru membuat Yogi tahu dan lebih paham memproduksi boks motor.  “Saya jadi bisa tahu desain boks yang pas.  Bagian-bagian yang harus diperkuat. Dan yang pasti bisa tahu selera konsumen. 

Meskipun berbeda-beda namun sebenarnya garis besarnya sama,” imbuhnya. Saat ini ia melayani pemesanan boks sepeda motor untuk restoran dan perusahaan  besar.  Misalnya : Restoran ayam goreng Hayam Wuruk, D, Cost dan Bentoel.  “Kalau lihat boks D’cos kuning, itu bikinan saya,” tuturnya bangga. 

Menemukan cara pemasaran

Semula cara pemasaran dilakukan secara door to door.  Namun,  pemasaran ini dianggap tidak efektif.  “Saat itu kan saya bekerja sendirian.  Kalau cara ini dipertahankan, waktunya habis buat mondar-mandir kirim proposal.  Itupun belum tentu disetujui,” kata Yogi.  Akhirnya, pemasaran secara online ia tempuh.  Cara ini  sedikit lebih efektif dibanding pemasaran door to door.  Di internet, masih ada tanggapan.  Namun tidak kunjung mendapat order. “Masalahnya produk ini belum memiliki standar.  Untuk menerima  order harus sering berkonsultasi dengan pelanggan secara langsung,” kata Yogi menegaskan.

Akhirnya ia menemukan cara pemasaran melalui agen advertising.  Saat ini sudah ada 5 agen advertising yang bekerjasama dengannya.  Selain dari Jakarta, Yogi memiliki pelanggan beberapa perusahaan dari  Batam, Bali, Malang.  Menurutnya, produk seperti ini laris dipasarkan di kota yang kepadatan lalu lintas yang tinggi.  “Kalau di daerah  kan masih dapat ditangani dengan sepeda atau mobil. Di Jakarta  pemasaran pakai mobil sudah tidak efisien.  Soalnya sering macet,” paparnya.

Setiap bulan Yogi mampu memproduksi 30 buah boks. Bila diasumsikan harganya  Rp 1 juta / buah, maka omzet rata-rata yang berhasil ia peroleh mencapai Rp 30 juta/bulan.  Yogi selalu berupaya memuaskan pelanggan dengan memenuhi tanggat waktu yang sudah disepakati.  Saat ini, ia dibantu oleh 5 karyawan lepas. Ia bekerjasama dengan bengkel lain untuk mendapatkan tenaga kerja. 

Strategi Bersaing

Awalnya, persaingan di bidang usaha ini belum ketat.  Namun, setelah krisis ekonomi melanda, persaingan justru semakin ketat.  “Banyak perusahaan berskala besar  ikut melirik bisnis ini.  Dulu mereka hanya buat bak air. Usaha boks motor mereka pandang sebelah mata.  Sekarang karena order mereka seret, boks motor pun mereka buat,” keluhnya.

Untuk menghadapi raksasa-raksasa tersebut harus fleksibel.  Saat ini Yogi juga sudah merambah pada usaha branding.  Bukan sekadar boks yang ia buat.  Namun boks sekaligus banner yang menyelimutinya.  Strategi pemasaran seperti ini belum disentuh oleh lawan bisnisnya.  “Mereka umumnya hanya bikin polosan saja.  Dengan sedikit kemampuan di bidang desain grafis saya bisa menghasilkan produk yang lebih bersaing,” papar pria berusia 30 tahun itu.   

Tips lain yang dilakukan yaitu menakar calon konsumen. Agar tak kecewa dan rugi, Yogi menyarankan agar cermat saat akan menawarkan produk. Mencermati  perusahaan dari agen iklan.  Perusahaan yang sering menunda-nunda pembayaran sebaiknya dihindari
Sebaiknya memilih klien perusahaan yang memiliki manajemen sehat., agar  tak sulit ketika ditagih.  Perusahaan  yang masih baru  biasanya belum stabil.  Meski pembayaran lunas, umumnya penagihan sering ditunda-tunda.  Ini berpengaruh pada proses produksi.


No comments:

Post a Comment